Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Proses Kreatif: Tulisan (Karya) yang Mengendap

28 September 2021   14:16 Diperbarui: 28 September 2021   14:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Proses Kreatif: Tulisan (karya) yang  Mengendap

Apa isltilah mengendap dalam proses kreatif? Ok. yang kuingat, itu disebut periode inkubasi. pengeraman ide.kerennya begitu. dan memang, beberapa ide pokok, jalinan sintaksis, alur dan akhir suatu karya memang melalui tahapan ini. Karya apa saja. termasuk suatu tulisan atau keputusan bisnis yang penting.

Lama tidaknya tergantung kesiapan mental dan materi (dalam hal ini) tulisan yang akan diselesaikan.

Sebelum masa endapan ide, ada kilasan ide, gambaran karya , asosiasi, perbandingan, suatu "Aha", yang menjadi " temuan".

Temuan" itu datang lewat impresi, inspirasi, ilham dan pemikiran. Dalam pemikiran, ide yang pernah muncul dan terlintas langsung difokuskan pada realisasi, dengan tahapan langsung, misal, Sketsa dan coretan bebas dan garis garis besar ide.

Lalu masuk ke periode inkubasi, mengendapkan. Bagaimana hasilnya? bisa kita tolak sama sekali, tak jadi kita eksekusi, atau dirombak secara total, atau hanya penambahan dan penyempurnaan awal.

Untuk itu dalam tahapan persiapan ide ini, kita mesti siaga dan relatif rajin "mencatat" potongan gagasan yang akan kita bangun, sambil kita memperluas perspektif dengan riset seperlunya, sampai karya itu selesai, riset tetap diperlukan. itu semacam inkubasi akhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun