Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Perih

26 September 2021   17:31 Diperbarui: 26 September 2021   18:17 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan Perih

Seribuan pisau sepi menikam
seperti kaki kaki hujan perih
bayangan di kepala tetiba mendidih
mencerna kembali memori kelam

Orang orang berjalan sendirian
ditimpa hujan perih
orang orang di keramaian
diserbu hujan perih.

Sedih dan perih tak terelakkan
dan hujan mesti jatuh dan tumpah
merambah-menyusup
mengalir pada sistem siklus
tunduk-patuh

Hujan perih menimpa pohonan
daun daun menyembunyikan kesabaran
tenteram-membius. serat serat mulia pada akarnya menangkap semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun