Langit di Atas Brooklyn Bridge
New York, November, musim gugur masih menggelayut, angin dingin seperti menempel di atas kulit.
Langit di atas Brooklyn  Bridge berbinar ramah,di jalur walkway orang orang melintas, berpapasan, bermesraan, bersepeda atau berjalan.
Semuanya seakan tenggelam dengan pandangan yang menjinakkan mata:
sungai yang tenteram,
wajah konstruksi yang gagah
dan di ujungnya, kota Manhattan dengan gedung gedungnya yang menantang langit.
Di dua sisi jembatan  termegah ini terpancang menara kokoh 85 meter, dalam dan kuat.
Lihatlah tali tali bajanya yang menjuntai melengkapi gaya Gothic Revival Jerman yang kental. Tali tali baja itu seakan menampilkan slide tentang cerita Brookly Bridge yang panjang.
Brooklyn Bridge memanjang seribuan meter lebih. di balik keriuhan orang orang yang terpesona, dia menyimpan kebisuan dalam kemegahannya.
Kebisuan yang hanya dicatat dalam sejarah, sejak 1870:
bagaimana konstruksi yang wujud dari ambisi, kreasi, seni dan visi untuk menyatukan Brooklyn dan Manhattan.
Dan bayangkan cerita di sebalik itu:
puluhan korban dari para pekerjanya
dalam kecelakaan dan dekompresi, saat menggali dasar sungai dengan bilik kecil kedap air hanya dengan sekop dan dinamit. Masih tampak manual, tapi mereka di era industrialisasi awal 2.0.