Segenggam Malam
Telah sangat banyak kujelajah malam
dari paling tepi ke ujung persinggahan,
hingga sampai padaku segenggam malam, sebayang hitam. seperti antrian panjang dalam sempit dan pengap.
kita tidak bisa menoleh dan mengintip. kota kota telah mati. sungai sungai terhenti. waktu berganti denyut. sepi-kelam-hanyut.
kita berpaut pada semua yang dipatut sejak pagi sambil merangkai sinaran mentari dan membaca jejak bulan.
kita berburu amalan pada segenggam malam, sebelum semua menghimpit, terhenti dan mencekam, makin jauh, perih dan dalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H