Taufik sentana
Piminat sastra urban
Walau tak lama, antre di bank
tetap tidak banyak yang suka.
Apalagi bila antrenya
panjang dan lama.
Kita selalu saja percaya
bahwa uang  yang disimpan
masih tetap sama
dan masih milik kita.
Mungkin saat antre, tak terpikir hal demikian, karena pikiran kita telah terisi yang macam macam
atau  ragam persoalan pribadi
dan  bangsa.
Tapi, persisya kita hanya ingat uang kita dan untuk apa digunakan kemudian.
Saat antre di bank pun kita jarang sekali bertegur sapa, ya karena kita sibuk dengan pikiran kita dan sibuk dengan HP sentuh kita.
Sampai sampai kita tak ingat,
hampir semua simpanan di bank
telah diagunkan untuk utang negara.
Lihatkah, betapa baiknya kita.
Sementara itu orang masih berfikir enak memiliki bank, padahal pemilik BCApun akan menjual banknya, karena pusing. Mungkin ia menjualnya kepada orang Singapura.
Adapun Bank Muamalat, dan pertumbuhannya yang belum banyak meningkat, tak bisa dijual sembarangan, karena pemilik  sahamnya banyak, termasuk orang Saudi Arabia.
Begitulah, saat antre di bank,
pikiran bisa kemana-kemana saja
atau hanya beku dan lesu karena isi tabungan minim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H