Ia adalah sebait tuah
Tentang bagaimana mewariskan kata
Dengan daya makna, metafora
Namun sederhana dan tentu saja, indah.
Maka kata Sapardi:
Penyairlah yang mewariskan idiom baru
Dan menjelajah ragam ungkapan.
Puisi Sapardi adalah tunas tunas
Di kebun rimbun, dalam kurun puluhan tahun,
Puisi hanyalah jalan sunyi bagi Sapardi
Tanpa dikenal sebelumnya, kosong dan sendiri
Seperti hujan dan bunyi
Seperti api dan debu
Seperti hujan dan Juni
Seperti tangan waktu
Dan cinta yang sederhana.
Sebait Sapardi
Ialah eyang sepuh
Yang tiada rapuh oleh usia
mewarnai zaman dengan bait keabadian.
Sebait Hujan
Mari kita lupakan kemarau,
Kita nikmati kaki kaki hujan yang mungil
Sambil memandang langit tanpa risau.
Mungkin kaki kaki hujan itu bagai pisau pisau kecil
Yang menambah kerisauan.
Tapi bait hujan tetap sama:
Menguap dan menjuntai di awan
Lalu berlarian bersama angin.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H