Dahsyatnya Energi "Al Hamdulillah"
Diantara hakikat penyembahan kita kepada Allah SWT adalah untuk memujiNya. Maka lafazh Al hamdulillah, "segala" puji bagi Allah adalah bentuk ikrar lisan yang mesti menancap di hati.
Kata "segala" dalam makna hamdalah di atas adalah bentuk kesempurnaan pujianNya. Dalam keadaan apapun dan dimanapun, bahkan hingga di akhirat kelak, pujian hanya milikNya.
Pada abad modern sekarang ini, saat setiap kira berpijak di atas pikiran dan kognisi belaka, seakan merasa cukup dengan perangkat "berfikir positif dan teknik berpikir lainnya. Walapun berpikir positif adalah bagian dari husnu zhan, namun pijakan Tauhidnya mesti bermuara pada lafazh Al Hamdulillah.
Jadi dalam berfikir positif, hendaknya kita melekatkan Hak Allah dengan lafazh khusus di atas.Sehingga ia menjadi wujud ibadah lisan berupa zikir yang sangat dahsyat. Kata "Al Hamdulillah" termasuk kata yang sangat berat dalam Mizan Amal (timbangan Amal).
Sehingga dalam praktiknya, saat dihadapkan pada perkara yang " tak mengenakkan", selalulah meniliknya dari karunia Allah yang tersembunyi, atau melihat ke objek lain yang "mengenakkan" sehingga lisan kita ringan mengucapkan Al hamdulillah.
Setiap kita membutuhkan latihan, riyadhah untuk hal ini dan lainnya. Sebab inilah gerbang rasa syukur dan ridha. Dari kata ini pula terbuka rasa gembira dan bahagia. Semoga terbuka pula bahagia di Akhirat kelak: Wal hamdulillah fi kulli hal.
Taufik sentana
Peminat kajian sosial dan dakwah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H