Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencumbu Hujan

22 Juli 2021   11:11 Diperbarui: 22 Juli 2021   11:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencumbu Hujan

Biarkan hujan mendekat
menimpa tubuh lekat lekat
diantara timbunan asam laktat
dalam perjalanan penat.

Sambut dan cumbulah sang hujan
hamparkan segenap pengertian
dengan sedikit ketakjuban.
Biarkan rintik rintiknya
yang ringan dan lebat
menjalar ke pori pori
dan menemukan keindahan.

Sejarah Hujan

Seperti rindu kita
pada titik kosmos semula
setelah ledakan besar itu....
angin dan badai
dingin dan panas
tiada yang melerai:
hujan hujan berderai
memecah hening dan kesangsian.

Dalam Kumpulan Surat Hujan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun