Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Haboob, Fenomena di Negeri Padang Pasir

10 September 2017   10:09 Diperbarui: 10 September 2017   10:47 3028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata badai? Fenomena alam mengerikan yang sering kali menghancurkan objek raksasa yang dilewatinya. Dari banyaknya jenis badai, badai pasir menjadi contoh lazim yang paling sering kita dengar. Badai pasir adalah kejadian alam yang terjadi di tempat yang kering atau daerah gurun pasir; disebabkan oleh angin kencang yang menerpa pasir di permukaan sehingga pasir dan material kecil ataupun besar terangkat dan beterbangan dengan jumlah yang banyak. Orang Timur Tengah terutama Arab menyebut badai pasir dengan istilah Haboobyang berarti fenomena angin kencang. Dikarenakan sering terjadi, badai pasir sudah dianggap biasa oleh Bangsa Arab.

Ada dua syarat yang mengakibatkan terjadinya badai pasir/debu yaitu, arus udara atau angin yang kuat atau kencang dan sumber pasir dan debu yang kering dan terbuka. Sebelum badai pasir muncul biasanya terdapat tanda-tanda seperti keadaan kecepatan angin yang naik serta tekanan udara di sekitarnya menurun. Potensi terjadinya badai pasir dapat meningkat apabila suhu di gurun semakin meningkat. 

Hawa panas di atas gurun menyebabkan atmosfir bawah menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan udara ini bercampur dengan udara di tengah troposfer (lapisan terbawah) sehingga keduanya bergerak ke bawah dan membuat angin kencang di permukaan. Pasir dan partikel debu yang diterbangkan oleh angin kencang akan membentuk badai dengan ketinggian dan kecepatan yang cukup mengerikan. Badai pasir dapat mengangkat debu hingga ketinggian 6.100 meter.

Badai pasir bisa membawa ribuan hingga jutaan ton pasir. Semakin kecil partikel pasir yang dibawa, semakin besar jarak yang akan ditempuh. Dalam perjalanan badai pasir, partikel pasir yang lebih berat akan terjatuh menuju tanah lebih cepat dibandingkan partikel pasir yang lebih ringan. Salah satu tempat yang paling sering terjadi badai pasir adalah Gurun Sahara dengan badai pasirnya yang disebut simoom. Dikarenakan kecepatan badai pasir dapat menembus 150 km/jam, badai ini dapat mengurangi jarak pandang, membawa segala macam benda, mematikan fasilitas, bahkan menyebakan kematian.

Arus udara/angin yang kencang sebagai salah satu syarat penyebab terjadinya badai pasir merupakan kekuatan alam sehingga manusia tidak mampu lebih jauh untuk banyak berdaya di hadapannya. Akan tetapi, manusia masih dapat berkontribusi dalam mengurangi badai pasir dengan cara menjaga alam sekitarnya. Misalnya, memperbaiki kondisi permukaan tanah untuk mencegah penggurunan tanah dan membenahi tanah tandus dalam rangka mengurangi frekuensi dan intensitas terjadinya badai pasir dan debu.

Penanganan awal ketika badai pasir terjadi adalah berlindung di tempat yang aman. Gunakan pakaian serta aksesoris yang dapat menutupi bagian tubuh yang penting seperti mata, hidung, mulut, dan kulit. Dampak yang lebih besar dapat dikurangi dengan membuat sebuah tembok yang disebut tembok hijau, terbuat dari pepohonan yang disusun rapi seperti di Kota Kairo, Mesir.

Daftar Pusaka: Nurani,Dini.2015.Badai Pasir.Diambil dari: sini.(9 September 2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun