Dualisme : Pulang Sekolah, Kenapa harus bimbel ?
Saya melihat beberapa lembaga pendidikan seperti yayasan ataupun lembaga pendidikan lainnya, membuka bimbel baik yang berafiliasi secara langsung dengan lembaga pendidikan ataupun justru menjadi bagian dari lembaga pendidikan tersebut misalnya yayasan pendidikan tertentu. Meski penulis tidak menyebutkan secara langsung lembaga pendidikan mana yang dimaksudkan. Thats is generally!!! Disclaimer!!!!
Berangkat dari sini saya berpikir, apa alasan yang mendasarinya. kenapa sih orangtua menyekolahkan anaknya di sekolah formal dan ditambahkan dengan mengikuti bimbel? Apa alasan harus diberikan tambahan bimbel? Apa yang salah dengan sekolah? Lalu apakah pembelajaran di sekolah tidak cukup? Itulah beberapa sekelumit pertanyaan yang ada didalam benak penulis.
Saya menemukan sebuah fakta menarik, ada orangtua yang memasukkan anaknya disekolah elit. Dan saya berpikir bahwa dengan dimasukkannya ke sekolah elit berarti dari sisi akademis maupun non akademis pasti memiliki kualitas yang lebih unggul tentunya. Sehingga secara tidak langsung, saya berpikir tidak akan ada kekhawatiran terkait 2 (akademis / non akademis) tersebut. Kembali lagi pada pernyataan awal, saya tidak tahu mengapa masih diberikan bimbel bagi orangtuanya. Bahkan lembaga pendidikan tersebut dengan sengaja membuka bimbel bagi internal maupun eksternal untuk memfasilitasi tambahan pembelajaran.Â
Bukankah sekolah elit tidak bisa diragukan lagi kualitas pendidikan dan pembelajaran maupun kualitas akademik non akademik.
Kadang saya berpikir, bagaimana jika saya mendirikan bimbel dan saya diberikan atau memiliki otoritas mengeluarkan ijazah yang setara dengan sekolah. Tentu dengan kualitas terbaik sama seperti halnya sekolah elit tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak ada dualisme antara sekolah formal dengan lembaga bimbel.
Bahkan diberbagai negara maju cukup dengan mengikuti course-course tertentu dan memperoleh sertifikat bisa menjadi bukti memperoleh skills atau ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan usernya.
Mungkin saya punya cara paradigma yang berbeda dengan orang pada umumnya terkait pembelajaran dan pendidikan. Apalagi ditengah perkembangan teknologi Artificial Intelegens sangat memungkinkan manusia bisa belajar secara independen (mandiri).Â
Masih banyak sebenarnya yang ingin saya tuliskan, mungkin para sahabat ada komentar terkait artikel yang saya tulis boleh kita diskusikan. Terimakasih dan mohon maaf atas segala kesalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H