Malam ini merupakan malam Minggu. Malam minggu merupakan malam yang biasa dinanti oleh kalangan muda atau bahkan kalangan yang tidak lagi muda. Begitulah kira-kira definisi malam minggu.
Pertanyaannya adalah mengapa harus ada malam minggu? bukankah malam-malam lain sama aja? Apa spesialnya malam minggu? Pertanyaannya ini muncul karena selalu ada kalimat, gabut nih malam minggu!!!!
Hemm, emang malam lain selain malam minggu itu menyenangkan sehingga malam Minggu menjadi sebuah stereotip "gabut".Â
Unik dan anehnya ini tidak hanya berlaku bagi kalangan muda melainkan kalangan yang sudah tidak lagi muda, yang sudah menikah dan seterusnya. Apa mungkin karena kebiasaan dimasa mudanya selalu melakukan rutinitas malam minggu? Sehingga kebiasaan tersebut terbawa sampai rumah tidak lagi muda.
Atau mungkin karena hari besok minggunya libur sehingga kesempatan itu yang bisa dilakukan oleh kalangan muda (anak sekolah) kalangan mahasiswa, berkeluarga, dan termasuk yang sudah memiliki cucu . Tapi entah apapun itu alasannya kenapa malam minggu itu menjadi sesuatu yang sangat penting dan selalu ditunggu oleh mereka semua.Â
Bahkan ada satu fakta yang menarik demi bisa malam mingguan menjual peralatan rumah tangga, isi rumah dan atap rumah (genteng) dijual untuk bisa memenuhi kebutuhan malam minggu. Seolah ini menjadi sebuah kewajiban yang harus. Apabila ini menjadi sebuah keharusan atau kewajiban maka secara otomatis ketika aktivitas tersebut tidak terlaksana maka muncul istilah "gabut".
Sebenarnya apa sih itu gabut? Mengapa gabut ini menjadi frase yang populer disemua kalangan? Terlebih lagi frase ini akan banyak muncul ketika mendekati detik-detik malam mingguan.
Kata "Gabut" merupakan kata akronim dari "gaji buta." Gaji buta yang dimaksud adalah gaji atau upah yang diterima seseorang yang tidak sesuai pekerjaannya. Atau bahkan bisa diartikan  mendapatkan uang dengan tidak melakukan seluruh atau sebagian pekerjaan tertentu.
Akan tetapi kemudian seiring perkembangannya kata "Gabut" bertransformasi menjadi makna baru yakni, ungkapan yang menunjukkan kekosongan aktivitas atau tidak memiliki aktivitas yang bisa dikerjakan.
Dengan demikian penggunaan frase gabut ini mengalami perubahan makna seperti yang dijelaskan diatas.
Note: jangan mewajibkan sesuatu yang seharusnya diperlu untuk dilakukan, karena ketika kita tidak mampu melakukan hal tersebut akan menjadi diri kita menjadi Gabut. Kegabutan muncul karena diri kita yang menciptakannya, "keinginan yang tidak terpenuhi menjadi faktor utama muncul Gabut tersebut".