Seperti kebiasan-kebiasaan kita, setiap akhir tahun selain mencari kalender baru kita sibuk mempersiapkan beragam resolusi untuk tahun baru. Sembari evaluasi apa saja yang sudah dilakukan dan pencapaian yang didapat, kita menyusun rencana masa depan.Â
Ada yang sekadar ditulis dalam buku catatan . Ada pula yang pamer di media sosial. Biar rame dan tidak ketinggalan zaman. Itu pilihan.
Kita bersepakat, tahun 2020 bukanlah tahun yang ringan. Banyak kejadian yang tidak terduga yang menimpa kita. Salah satunya kehadiran pandemi Covid-19.Â
Sebagian besar dari kita, terutama orang awam, wabah ini adalah barang baru. Kita tidak punya ilmunya. Sehingga kita tidak bersiap menyambut kedatangannya.Â
Kesehatan kita diserang, ekonomi kita semakin mengerang. Banyak rencana yang harus tertunda bahkan harus rela dilupakan untuk dilaksanakan karena kondisi tidak mendukung.
Cobalah kita lihat catatan resolusi kita, mungkin hanya satu atau dua yang berhasil terlaksana. Wajar dong kalau kita pesimis. Menurut saya wajar. Tapi sadarkah kita sepesimis-pesimisnya kita pada tahun 2020, kita bisa melaluinya hingga insya Allah akan sampai pada tahun 2021.Â
Artinya rasa pesimis kita tidak menjadikan kita putus asa. Melainkan sebagai sikap waspada dan siap siaga untuk bertahan hidup. Inilah yang penting.Â
Kita sadar setiap detik kehidupan kita terancam, baik secara kesehatan maupun ekonomi. Kita terus berhati-hati. Otak kita terus berputar mencari jalan untuk terus hidup dan menghidupi orang-orang di sekitar kita.
Tahun 2021 akan datang sebentar lagi. Baik dengan kita atau tanpa kita. Tampak dari jauh, tahun 2021 akan lebih baik dari tahun ini. Kita semakin mengenal pandemi ini.Â
Kita semakin tahu cara berdamai dengannya, seperti arahan presiden jauh-jauh hari. Sedikit demi sedikit kita mengetahui celah untuk tetap mencari nafkah.Â
Banyak kabar baik dari penyintas Covid-19 yang sembuh. Dan vaksin sudah akan disebarluaskan. Seharusnya kesempitan ini akan segera melapang. Maka tidak salahnya kita mulai menanam rasa optimis.Â