Mohon tunggu...
Taufiq Ismail
Taufiq Ismail Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Writer

Write the life

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi di Tepian Senja: Pembicaraan yang Menggelora

5 Juli 2023   14:13 Diperbarui: 5 Juli 2023   14:16 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepian senja, diiringi sunyi,
Ketukan cangkir, suasana tercipta,
Pembicaraan pecah, diucapkan kata,
Dalam lautan harapan, pikiran terhempas.

Kopi hitam menggoda, menghidupkan jiwa,
Aroma merambat, membangunkan raga,
Dalam goresan bibir, rahasia tersirat,
Mengalir dalam gelas, di antara riuh suara.

Lembutnya canda, di tiap senyum terukir,
Ketukan jari, melengkapi irama percakapan,
Bebas terbang, tak terkekang angan,
Di antara semilir angin, berlabuh dalam ingatan.

Bicara tentang mimpi, di balik kepulan asap,
Menerawang masa depan, dalam sejuk getar,
Mendebarkan hati, perlahan meleleh,
Pada secangkir kopi, semangat yang terpatri.

Cerita berganti, layaknya lirik syahdu,
Dalam takaran kopi, kata-kata terucap,
Melantun pelan, meniti rentak waktu,
Pembicaraan sore, tuk bersama terjalin rapat.

Kopi, kawan setia, dalam tiap percakapan,
Menjadi saksi bisu, pesona kata-kata,
Sore yang bergemuruh, tuk menyatukan jiwa,
Dalam setiap tegukan, rasa kebersamaan terpatri.

Di tepian senja, terbentang pelangi bicara,
Kopi menjadi perekat, mengikat hubungan,
Saat mentari terbenam, gelap beranjak datang,
Kopi dan pembicaraan, tetap tersemat dalam kenangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun