Karangsumber, 2024 -- Mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berhasil mengembangkan pupuk pestisida nabati sebagai solusi untuk mengurangi hama tanaman di Desa Karangsumber. Program ini bertujuan membantu petani mengatasi masalah hama tanpa bergantung pada pestisida kimia yang berpotensi merusak lingkungan.
Bahan-bahan alami yang digunakan dalam proses pembuatan pestisida ini meliputi buah Mojo, kunyit, tembakau, daun sirih, bawang putih, dan jahe. Semua bahan tersebut dipilih karena sifatnya yang efektif dalam mengusir hama tanpa meninggalkan residu kimia berbahaya. Selain ramah lingkungan, bahan-bahan ini juga melimpah di desa, sehingga mudah diakses oleh para petani.
Proses pembuatan pestisida nabati ini dilakukan secara kolektif dengan partisipasi aktif dari masyarakat setempat. Tahap awal melibatkan pengumpulan bahan-bahan, yang kemudian dipotong dan ditumbuk hingga halus menggunakan alat sederhana seperti pisau dan lumpang. Setelah semua bahan siap, proses pencampuran dilakukan di dalam galon besar, yang kemudian ditambahkan air secukupnya. Campuran ini kemudian difermentasi selama beberapa hari agar senyawa aktif dalam bahan-bahan alami tersebut lebih efektif dalam mengatasi hama.
Setelah proses fermentasi selesai, pestisida nabati ini dikemas dalam botol-botol kecil untuk memudahkan aplikasi di lahan pertanian. Masyarakat desa, khususnya anggota Kelompok Tani dan KWT, sangat antusias mengikuti setiap tahapan proses ini. Selain mendapatkan pengetahuan baru, mereka juga dilibatkan langsung dalam praktik pembuatan, sehingga diharapkan mampu memproduksi pestisida secara mandiri di masa depan.
“Penggunaan bahan-bahan alami seperti empon-empon dan daun sirih tidak hanya efektif dalam mengusir hama, tetapi juga aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Ini sangat sesuai dengan prinsip pertanian berkelanjutan yang kami dorong. Kami berharap pestisida nabati ini bisa menjadi alternatif yang lebih aman bagi lingkungan sekaligus meningkatkan kemandirian petani," ujar latgo, salah satu petugas BPP"
Sosialisasi terkait penggunaan pestisida nabati ini telah diikuti oleh 30 peserta dari kalangan petani dan KWT, yang juga diajarkan cara membuat dan menggunakan pestisida nabati di lahan pertanian mereka. Pestisida ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida kimia dan meningkatkan produktivitas pertanian tanpa membahayakan ekosistem.
Selain itu, mahasiswa KKN juga menggelar diskusi interaktif dengan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) setempat, membahas lebih lanjut mengenai penerapan pestisida nabati di tingkat lokal dan peluang pengembangan lebih lanjut. Program KKN ini mendapat apresiasi dari BPP yang mendukung pengembangan berkelanjutan pestisida nabati sebagai solusi pengendalian hama yang ramah lingkungan di masa depan.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pertanian di Desa Karangsumber bisa lebih produktif, berkelanjutan, dan mampu menjadi contoh bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa solusi berbasis alam dapat diterapkan secara efektif dalam pertanian modern, menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
Anggota tim KKN Desa Karangsumber, Bagas Adi Saputra (Manajemen), Taufiq Hanafi (PGSD), Derta B.G.P. Kelana (Teknik Informatika), Rijal Bagus Adinata (Sistem Informasi), M. Ivan Ardiansyah (Teknik Mesin), Karmijan (Manajemen), Aisyah Laurintia Utari (Manajemen), Efa Nofiani (Manajemen), Devi Fahrunitsa (Manajemen), Agitha Fitriyanti (Ilmu Hukum), Rizqi Laili Putri (Tekinik Informatika), Alfiana Bunga J. (Psikologi).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H