Mohon tunggu...
Taufiq Effendi
Taufiq Effendi Mohon Tunggu... -

Taufiq Effendi adalah seorang pemula di dunia blogging. Dia tertarik untuk bergabung di kompasiana setelah “menyelam” sebentar di lingkungan komunitas kompasiana pada peluncuran buku kedelapan Pak Wijayakusuma di Bank Indonesia tanggal 28 April 2012, di Thamrin, Jakarta. Saat ini dia berusaha belajar untuk lebih mengenal dunia blogging dan website. Oleh karena itu kali ini dia akan memulai mem-post tulisannya yang di publish di www.motivasibeasiswa.org sebagai pembuka. Taufiq Effendi adalah seorang tunanetra. Dia kehilangan penglihatan mata kanannya pada usia 10 tahun dan kehilangan sebagian besar penglihatan mata kirinya pada usia 15 tahun. Dia menjadi tunanetra akibat kecelakaan dan sederetan benturan di masa kecil. Dia putus sekolah bertahun-tahun sampai akhirnya berjuang menggapai mimpi-mimpinya. Saat ini dia bekerja sebagai salah seorang pengajar di Center for Civic Education Indonesia untuk program beasiswa Access Microscholarship dari pemerintah Amerika Serikat. Dia juga mengajar TOEFL di Universitas Negeri Jakarta untuk Mata Kuliah Bahasa Inggris. Di usianya saat ini dia sudah berhasil meraih 8 beasiswa luar negeri dan telah merasakan keliling dunia gratis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

INKLUSI adalah SUNATULLAH, Realita kehidupan

10 Desember 2012   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:56 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


Sesungguhnya Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku,
dan jelas berbeda--beda satu sama lainnya  dengan tujuan agar kita
saling mengenal, saling membantu dan saling melengkapi untuk kehidupan
yang terus membaik dari masa ke masa. Sesungguhnya manusia diciptakan
dalam bentuknya yang paling sempurna. Kesempurnaan yang telah secara
jelas tertulis dalam "Qalam-Nya" tidak semestinya ternoda dan
terlemahkan oleh persepsi-persepsi dan kategori-kategori ciptaan
manusia yang senantiasa mengalami perubahan seiring dengan munculnya
gagasan-gagasan baru. Kesempurnaan manusia adalah sesuatu yang absolute yang sesungguhnya bermakna memiliki kelemahan dan memiliki kelebihan. Manusia adalah makhluk sempurna karena memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada seorang pun yang hanya memiliki salah satu diantara kedua elemen ini. Kelebihan menjadi manfaat untuk orang lain. kekurangan menjadi kebutuhan terhadap orang lain.

 

Perbedaan-perbedaan yang jelas terlihat sejak kita berada pada
lingkungan manusia yang terkecil sejatinya adalah indikator yang jelas
bahwa secara Sunatullah, kehidupan manusia adalah kehidupan yang
"inklusi". Setiap anggota keluarga kita, tak terkecuali saudara kembar
yang identik sekalipun, memiliki perbedaan dan masing-masing dari
anggota keluarga adalah individu-individu yang unik. Ketika secara
absolut pengalaman pertama manusia dalam kehidupan adalah suasana yang
inklusi, selayaknya lingkaran manusia yang berikutnya juga inklusi.
seluruh penduduk negara kita dan bahkan seluruh penduduk dunia adalah
unik dan memiliki perbedaan-perbedaan yang jelas antara satu dengan
yang lainnya.

 

Perbedaan-perbedaan dan keunikan-keunikan ini adalah potensi dan harta
yang tak ternilai. Ini adalah peluang untuk pengalaman hidup yang
lebih baik, pemikiran yang lebih kritis, innovatif dan akomodatif.
Pengakuan dan appresiasi terhadap kenyataan bahwa inklusi adalah
Sunatullah dan kenyataan bahwa inklusi adalah fenomena yang tidak
terelakkan sepanjang masa akan membawa kita semua kepada pencapaian
peradaban manusia yang sejati.

 

Inklusi adalah isu global dan nyata. setiap
pembangunan dan innovasi-innovasi yang lahir sering kali menggabaikan
faktor inklusifitas untuk bisa dinikmati oleh setiap individu tanpa
terbelenggu oleh perbedaan warna kulit, asal wilayah, suku bangsa,
gender, agama, kondisi fisik, mental dan psikologis dll. Resiko
terbesar dari diskriminasi ini adalah terbatasnya peluang untuk bisa
memaksimalkan potensi semua individu manusia. Oleh karenanya,
pembangunan-pembangunan dan innovasi-innovasi yang bersifat inklusif
menjadi persyaratan yang tidak terelakkan demi memaksimalkan potensi
dari semua individu manusia.

 

Sejarah telah banyak mencatat bagaimana seorang individu yang sempat
terlupakan oleh peradaban dapat bangkit berjuang sendiri untuk
mencapai kesetaraan dan terus berupaya memaksimalkan potensinya
sehingga akhirnya dapat memberikan kontribusi dahsyat kepada banyak
manusia lain. Helen Keller dan sederet panjang individu lain yang
pernah terdiskriminasi adalah bukti-bukti nyata potensi seorang
individu untuk bisa bermanfaat bagi milyaran individu lain. Dan
sejatinya, setiap individu dibekali harta karun sejak lahir yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.

 

Oleh karena ini semua, mari kita semua mendukung gerakan inklusi di segala bidang. Dunia pendidikan harus menerapkan konsep inklusi yang benar. Dunia pekerjaan juga harus menerapkan konsep inklusi yang benar. Masyarakat social pun harus mengerti konsept inklusi dan ikut mensukseskan gerakan Inklusi.

Baca selengkapnya di http://blindtaufiqeffendi.wordpress.com/2012/12/09/mari-sukseskan-inklusi/


 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun