Perbedaan-perbedaan yang jelas terlihat sejak kita berada pada
lingkungan manusia yang terkecil sejatinya adalah indikator yang jelas
bahwa secara Sunatullah, kehidupan manusia adalah kehidupan yang
"inklusi". Setiap anggota keluarga kita, tak terkecuali saudara kembar
yang identik sekalipun, memiliki perbedaan dan masing-masing dari
anggota keluarga adalah individu-individu yang unik. Ketika secara
absolut pengalaman pertama manusia dalam kehidupan adalah suasana yang
inklusi, selayaknya lingkaran manusia yang berikutnya juga inklusi.
seluruh penduduk negara kita dan bahkan seluruh penduduk dunia adalah
unik dan memiliki perbedaan-perbedaan yang jelas antara satu dengan
yang lainnya.
Perbedaan-perbedaan dan keunikan-keunikan ini adalah potensi dan harta
yang tak ternilai. Ini adalah peluang untuk pengalaman hidup yang
lebih baik, pemikiran yang lebih kritis, innovatif dan akomodatif.
Pengakuan dan appresiasi terhadap kenyataan bahwa inklusi adalah
Sunatullah dan kenyataan bahwa inklusi adalah fenomena yang tidak
terelakkan sepanjang masa akan membawa kita semua kepada pencapaian
peradaban manusia yang sejati.
Inklusi adalah isu global dan nyata. setiap
pembangunan dan innovasi-innovasi yang lahir sering kali menggabaikan
faktor inklusifitas untuk bisa dinikmati oleh setiap individu tanpa
terbelenggu oleh perbedaan warna kulit, asal wilayah, suku bangsa,
gender, agama, kondisi fisik, mental dan psikologis dll. Resiko
terbesar dari diskriminasi ini adalah terbatasnya peluang untuk bisa
memaksimalkan potensi semua individu manusia. Oleh karenanya,
pembangunan-pembangunan dan innovasi-innovasi yang bersifat inklusif
menjadi persyaratan yang tidak terelakkan demi memaksimalkan potensi
dari semua individu manusia.
Sejarah telah banyak mencatat bagaimana seorang individu yang sempat
terlupakan oleh peradaban dapat bangkit berjuang sendiri untuk
mencapai kesetaraan dan terus berupaya memaksimalkan potensinya
sehingga akhirnya dapat memberikan kontribusi dahsyat kepada banyak
manusia lain. Helen Keller dan sederet panjang individu lain yang
pernah terdiskriminasi adalah bukti-bukti nyata potensi seorang
individu untuk bisa bermanfaat bagi milyaran individu lain. Dan
sejatinya, setiap individu dibekali harta karun sejak lahir yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.
Oleh karena ini semua, mari kita semua mendukung gerakan inklusi di segala bidang. Dunia pendidikan harus menerapkan konsep inklusi yang benar. Dunia pekerjaan juga harus menerapkan konsep inklusi yang benar. Masyarakat social pun harus mengerti konsept inklusi dan ikut mensukseskan gerakan Inklusi.
Baca selengkapnya di http://blindtaufiqeffendi.wordpress.com/2012/12/09/mari-sukseskan-inklusi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H