Mohon tunggu...
Taufiq Athar
Taufiq Athar Mohon Tunggu... -

just a simple guy...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Oh, No!"

4 Mei 2012   06:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:44 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, jalanan begitu sepi. Waktu menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Udara terasa dingin, menggeletik tulang. Dingin karena sehabis hujan. Membuat orang terasa malas keluar rumah. Bahkan lampu-lampu jalan juga tidak bergairah untuk bercahaya. Hanya beberapa titik lampu yang menyala, itupun terlihat redup. Memang saat itu, kabut pun bermain-main dengan dinginnya malam.

Cahaya yang bisa dipercaya, hanya satu, itupun berasal dari lampu motorku. Walaupun bukan halogen, lampu itu cukup bisa menantang kabut dengan jarak pandang 30 meter. Keadaan seperti itu, memaksa kecepatan hanya 20 km/jam. Ditambah kondisi jalan yang penuh dengan lobang dan genangan air.

Pikiran seakan melayang untuk segera tiba di rumah. Mandi, setelah itu minum teh hangat sambil mendengar LiteFM. Namun, pikiran itu hanya bentuk harapan. Kenyataanya, perjalanan masih panjang. Saat itu, hal yang dikhawatirkan bagi pengendara motor hanya satu. “Ban motor jangan bocor! Pliiis!”

Ternyata yang dikhawatirkan bukan hanya ban bocor. Tapi tiba-tiba, pandanganku melihat sesosok. Membuat jantung berdegup kencang. Napas tersengal dan berat. Tidak mungkin berbalik, karena jauhnya sama. Bulu kuduk merinding, ditambah keringat dingin yang mengucur tanpa diduga. Segala kemungkinan akan hal mistik berkelebatan mengisi imajinasi. Mantra dizikir seakan menjauhi karena hari ini aku berdosa.

Jarakku hanya beberapa meter lagi dengan sosok itu. Aroma melati menusuk hidung. Santer sekali. Rambutnya panjang, dia sedang duduk membelakangiku, di pinggir jalan. Asap keluar dari balik rambut panjangnya. “Oh, no!”

Pandanganku mantap ke depan. Tidak peduli dengan sosok itu. Namun, rasa ingin tahu ini memupuskan kemantapan itu. Ketika kami berpapasan dan bertemu pandangan. Sosok itu mengucapkan sesuatu, sambil mengeluarkan asap rokok :
“Eeeeh, Bang mampir! Yuuuk, kita mojook! Akikaah belon ada gaetan, niich! Duuuh, cuapeeh deee disini, booow!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun