Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dompet Tipis, Solusinya Nikah? Mikir Lagi Deh!

10 April 2025   08:37 Diperbarui: 10 April 2025   12:14 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan muda ingin menikah (Sumber: Gemini AI)

Zaman sekarang rasanya kok makin berat ya? Harga-harga naik, cari kerjaan oke susah, mikirin cicilan bikin pusing. Nggak heran deh kalau kita-kita ini, apalagi yang masih muda, jadi sering galau soal duit dan masa depan. Nah, di tengah kegalauan itu, sering banget nih muncul celetukan di medsos atau pas ngobrol: "In this economy, menikah adalah solusi."

Kedengerannya simpel ya? Kayak jalan pintas gitu. Mungkin mikirnya, kalau udah nikah, beban hidup dibagi dua, ada teman seperjuangan, urusan finansial jadi lebih enteng. Tapi... beneran segampang itu? Yakin menikah otomatis jadi jawaban buat masalah ekonomi? Atau jangan-jangan malah bikin kantong makin jebol?

Penasaran juga sih sama statement ini. Kok bisa ya, urusan sakral kayak pernikahan malah jadi kayak strategi ekonomi? Yuk, kita coba kupas bareng, lihat dari plus minusnya, biar nggak cuma ikut-ikutan tren.

Kenapa Sih Banyak yang Mikir Nikah Jadi Jawaban Ekonomi?

Kok bisa ya ungkapan ini jadi rame? Kayaknya sih, ini cerminan dari rasa cemas kita sama kondisi ekonomi sekarang. Inflasi bikin daya beli turun, persaingan kerja ketat. Wajar kalau banyak yang cari cara biar bisa survive atau merasa lebih aman finansialnya. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pun, tekanan biaya hidup memang terasa meningkat belakangan ini.

Dalam situasi begini, gambaran ideal pernikahan – dua orang saling dukung, berbagi beban – jadi kelihatan menggiurkan. Mungkin ada harapan kalau udah nikah, biaya hidup bisa patungan, pemasukan bisa dobel kalau sama-sama kerja, dan ada teman diskusi soal duit. Kedengarannya bagus di atas kertas, tapi apakah realitanya selalu begitu?

Gimana Pernikahan Katanya Bisa Bantu Ekonomi?

Oke, kita lihat dulu sisi manisnya. Kenapa ada yang percaya menikah bisa bantu urusan finansial?

Hemat Bareng: Realita atau Cuma Angan-angan?

Ini alasan paling klasik. Kalau tadinya ngekos sendiri-sendiri, sekarang bisa ngontrak satu rumah bareng. Tagihan listrik, internet, air, bisa dibagi dua. Masak di rumah juga katanya lebih irit daripada jajan terus. Ini namanya economies of scale dalam rumah tangga. Memang ada potensi penghematan biaya per orang ketika hidup bersama, terutama buat biaya tetap kayak sewa dan utilitas.

Tapi ya, ini nggak otomatis. Kalau setelah nikah malah gaya hidup makin boros, ya potensi hematnya hilang. Kuncinya tetap di pengelolaan bareng.

Punya 'Teman Seperjuangan': Efek Dukungan Pasangan ke Kantong

Jangan anggap remeh kekuatan mental lho! Hadapi tekanan ekonomi itu bikin stres. Punya pasangan yang suportif, bisa jadi tempat curhat dan saling semangati itu 'obat kuat' mental yang luar biasa. Mengacu pada riset psikologi, dukungan sosial dari pasangan memang bisa nurunin stres dan bantu kita ambil keputusan finansial yang lebih baik. Kalau mental lebih sehat, semangat cari cuan juga bisa lebih membara, kan?

Dukungan ini memang nggak langsung nambahin duit di rekening, tapi dampaknya ke kondisi finansial bisa kerasa banget secara nggak langsung.

Dua Gaji Jadi Satu: Kekuatan Finansial Berlipat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun