Mohon tunggu...
taufiq hidayatdaeng
taufiq hidayatdaeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mitos Makan Malam Bikin Gendut

1 Oktober 2024   14:49 Diperbarui: 1 Oktober 2024   14:59 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan malam sering kali menjadi topik perdebatan dalam masyarakat, dengan banyak orang yang percaya bahwa makan pada malam hari adalah penyebab utama kenaikan berat badan. Mitos ini berakar pada pandangan bahwa tubuh tidak dapat membakar kalori secara efektif setelah matahari terbenam. Banyak yang beranggapan bahwa makanan yang dikonsumsi menjelang tidur akan langsung ditimbun sebagai lemak, sehingga menyebabkan kegemukan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa waktu makan tidak sepenting jumlah kalori yang dikonsumsi secara keseluruhan. Dalam banyak kasus, yang lebih penting adalah bagaimana makanan tersebut berkontribusi pada pola makan harian dan kebutuhan kalori individu.

Sebagian besar ahli gizi sepakat bahwa fokus utama seharusnya adalah pada total kalori yang masuk ke dalam tubuh sepanjang hari. Jika seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar, penambahan berat badan akan tetap terjadi, terlepas dari waktu makan. Dalam hal ini, makan malam bisa menjadi bagian penting dari pola makan yang seimbang. Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi pada malam hari---seperti sayuran, sumber protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh---dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi dan memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Selain itu, asupan yang seimbang pada malam hari dapat mencegah rasa lapar berlebih yang sering muncul ketika seseorang melewatkan makan malam.

Salah satu dampak negatif dari mitos ini adalah kecenderungan orang untuk melewatkan makan malam demi menghindari kenaikan berat badan. Namun, strategi ini sering kali kontraproduktif. Melewatkan makan malam dapat membuat seseorang merasa sangat lapar dan cenderung makan berlebihan pada waktu lain, baik di malam hari atau pada hari berikutnya. Makan malam yang seimbang dan teratur juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan keluarga atau teman, yang dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional. Momen ini dapat digunakan untuk berbagi cerita dan membangun hubungan yang lebih baik, sehingga memberikan manfaat sosial yang tidak dapat diabaikan.

Akhirnya, penting untuk menyadari bahwa tidak ada satu pun jenis makanan yang secara langsung menyebabkan penambahan berat badan. Gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk olahraga teratur, pengelolaan stres, dan kualitas tidur yang baik, jauh lebih berpengaruh terhadap berat badan daripada hanya fokus pada waktu makan. Selain itu, faktor-faktor seperti metabolisme individu, komposisi tubuh, dan kebiasaan sehari-hari juga memainkan peranan penting. Dengan pendekatan yang tepat, makan malam bisa menjadi momen yang menyenangkan dan menyehatkan dalam rutinitas harian. Oleh karena itu, jangan takut untuk menikmati makan malam; fokuslah pada kualitas makanan, porsi yang sesuai, dan nikmati momen tersebut sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang berkelanjutan. Dengan cara ini, kita bisa membangun pola makan yang tidak hanya mendukung kesehatan fisik, tetapi juga memberikan kebahagiaan dan kepuasan emosional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun