pipi anak perempuan itu masih basah usai menangis. semangkok mie dengan lauk kerupuk masih utuh tak disentuhnya
"aku tidak mau sekolah!" suara anak kecil itu sesunggukan
"kamu harus sekolah, ya! gurumu sudah mengirimi ibumu surat agar kamu lekas kembali sekolah. gurumu sayang kamu karena kamu pintar."
"kamu tidak boleh tidak sekolah agar tidak seperti ibu," kata ibunya. dimasukkannya secarik kertas ke dalam tas sekolah anaknya. secarik kertas permohonan maaf karena uang sekolah yang belum bisa dibayarnya
hujan baru saja usai pagi itu
di halaman sebuah buku, aku menuliskan catatan
"pintar itu anugrah Tuhan, tetapi keadilan tidak."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H