Aku terhenyak
jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00
dan aku, ternyata, masih saja di sini
Aku duduk di kursi paling ujung di dekat selasar
Orang-orang, laki-laki dan perempuan, tertawa-tawa di sudut yang lain dan ramai
bau rokok dan wangi parfum bercampur-campur Â
dibawa angin yang mencuri-curi masuk lewat celah pintu yang sedikit terbuka
Kedai ini, tempat ini, lukisan ini, kursi-kursi kayu ini, masih sama
seperti dulu seperti setahun yang lalu
vas bunga krisan di dekat meja kasir juga masih sama tidak berpindah tempat seperti dulu
lalu tiba-tiba kudengar suara seseorang menyapaku
tak ada siapa-siapa selain sepi dan orang-orang yang tertawa-tawa dan bersendau gurau itu
aku menoleh.. oh, ternyata perempuan di meja kasir itu yang menyapaku
aku ingat! bukankah ia adalah perempuan yang kulihat setahun lalu?
mengapa ia masih ada di sini?
mengapa ia menyapaku?
tak ada satu hal pun berubah, tempat ini, kursi-kursi ini, vas bunga ini, lukisan ini Â
dan perempuan bergaun batik itu
cara ia menatap, binar sepasang matanya, senyum lebarnya, poninya, sapaannya, semuanya masih sama
tidak juga perasaanku
aku terperangkap dalam waktu yang berhenti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H