Sebagian orang, atau bahkan banyak orang, (mungkin) sangat meyakini anggapan umum yang mengatakan bahwa orang mungkin akan lebih produktif jika mereka bekerja dengan meja yang rapi, tertib, bersih, teratur, dan segala sesuatunya seharusnya terletak di tempatnya masing-masing. Kertas terletak di raknya, dokumen terletak di folder-folder dengan nama dan label, kartu nama di kotak kartu nama, dan pensil terletak dalam wadah pensil, dan lain-lain yang semacam itu.
Benarkah demikian?
Awalnya, saya pikir, anggapan umum tersebut adalah pendapat yang benar adanya. Karena bukankah keteraturan akan membuat orang nyaman bekerja, membuat orang mudah mencari sesuatu, membuat pekerjaan lebih mudah dikelola, dan pada akhirnya mereka akan menghasilkan output atau produktifitas yang lebih baik.
Namun, setelah saya kenal dan mencermati beberapa teman dekat saya, dan dari beberapa artikel yang saya baca, saya menyadari ternyata anggapan awal saya adalah anggapan yang keliru.
Sebuah laporan dari penelitian yang saya baca mengatakan bahwa orang yang bekerja di tempat yang tidak teratur justru memeroleh ide yang lebih menarik dan kreatif dan orang yang bekerja di tempat teratur justru menunjukkan hasil yang sebaliknya.
"Orang-orang yang bekerja di ruangan yang berantakan menghasilkan jumlah ide yang sama seperti rekan mereka yang bekerja di ruangan yang teratur. Tapi ide mereka dinilai lebih menarik dan kreatif saat dievaluasi juri yang independen," kata para peneliti.
Memang, seperti yang banyak orang pikirkan dan kemukakan, bahwa ada sebagian bahkan banyak orang yang terobsesi bekerja dengan prinsip "do everything on your to-do list".
Mereka terobsesi bekerja hanya sesuai perintah atau sesuai dengan pendekatan "kerjakan saja semua yang ada di daftar tugasmu".
Padahal, kenyataannya, orang-orang hebat dan unggul memiliki sesuatu yang lebih baik, lebih menarik dan tidak tidak biasa untuk dilakukan daripada mereka yang bekerja hanya sesuai dengan rutinitas, bekerja dengan arsip-arsip, atau hanya bekerja dengan konsep "do everything on your to-do list".
Pendapat yang mengatakan bahwa mereka yang bekerja dengan menggunakan pendekatan atau prinsip "do everything on your to-do list" adalah pekerja-pekerja yang produktif atau unggul adalah artefak pertengahan abad ke-20.
Padahal, dalam beberapa hal, faktanya, orang-orang unggul (genius) selalu dicirikan dengan meja yang berantakan.