Jika anak buahnya "salah", ia tak segan memaki-maki dengan suara sangat kencang, tak peduli saat itu ia sedang berada dalam satu rapat. Semua nama binatang disebutkannya. Biasanya, setelah itu, seluruh stafnya pasti akan diam mematung.Â
Cukup hanya itu? Tidak! Sambil dahinya berkerut-kerut dan masih menahan marah, ia biasa meraih benda apa saja yang bisa diraihnya (bisa: kertas, map, panganan kecil) dan kemudian melemparkannya ke muka stafnya.
Jika ia merasa itu belum cukup baginya, ia kerap berjalan ke kursi anak buahnya dan (ya Allah) ia menjungkalkannya! Apakah teman saya jatuh? Tak usah ditanya: tentu saja ia terjatuh!
Anda boleh bertanya dari siapapun dan membaca-baca artikel untuk mencari referensi dan mengetahui cara-cara bagaimana Anda harus beradaptasi agar Anda kerasan menjadi anak buah dengan bos bertipe monster itu.
Silakan catat lalu praktikkan ilmunya dan niscaya apa yang Anda dapati adalah kesia-siaan. Tak ada saran lain kecuali: jangan diambil hati, sabar, sembari mencari pekerjaan lain. Itu saja.
Nah, karena suasana di kantor yang tidak nyaman itu, saya terpaksa hanya bisa bertahan tak sampai setahun bekerja di perusahaan tersebut.Â
Setelah 10 bulan, saya memutuskan pergi dan menjadikan pengalaman bekerja di perusahaan tersebut menjadi "bekal berharga" yang membuat saya (kelak) tak terkaget-kaget ketika harus menjadi anak buah dari bos yang seperti apapun. Saya percaya dan menganggap tak akan pernah ada bos lain yang killer-nya bakal melebihi beliau.
Oh, iya, mungkin Anda ingin tahu siapa nama mantan bos saya yang saya juluki the monster itu? Ah, maaf, sebaiknya saya memang tak perlu menyebutkan namanya karena itu tidak baik. Yang jelas, Anda mungkin akan merasa asing mendengar namanya. Tetapi, para pengusaha nasional pasti sangat kenal dengan namanya.
***
Nah, sekarang, jika saya ditanya, setelah gemar berpindah-pindah bekerja; yang seperti apa dari mereka yang paling saya sukai? Jawaban saya adalah: bos dari Amerika dan Eropa!
Mengapa?