Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Orang Bergosip dan Kisah Pakaian Kain Perca

5 September 2020   21:20 Diperbarui: 5 September 2020   22:11 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

---

Nah, sekarang, apakah Anda bersedia mendengarkan sedikit kisah tentang pakaian Mawar dan pakaian kain perca -- yang pernah Tyo, teman saya, bagikan kepada saya? Anda tahu pakaian kain perca, kan? Pakaian kain perca adalah pakaian yang dibuat dari kain sisa guntingan yang berasal dari pembuatan pakaian, kerajinan atau produk tekstil lainnya.

Kata Tyo, ketika Mawar memakai kain baju perca, ia mendengarkan ragam komentar yang berbeda-beda dari orang-orang yang melihatnya.

Pertama, tetangga sebelah rumahnya mengatakan: "kok, bahannya seperti bahan keset rumah, ya!"

Kedua, tetangga yang sebelahnya lagi mengatakan: "Ah, kreatif sekali kau Mawar. Ajari dong aku membuatnya?"

Ketiga, tante Ros mengatakan: "Hmm.. Indah sekali. Itu seni!"

Keempat, pak Said, tetangga yang sebelah warung, mengatakan lain lagi: "Astagfirullah... "

Begitulah. Komentar orang seperti sebuah hukum alam: selalu ada yang positif dan negatif. Meskipun tetangga-tetangga Mawar menyaksikan object atau beda yang sama (baju perca), mereka memiliki komentar yang berbeda-beda. Komentar dan opini adalah milik pribadi.

Mendengarkan komentar itu perlu. Tetapi mendengarkan satu persatu, memasukkan ke dalam hati dan memikirkannya itu membuang waktu berharga kita.

"If you have nothing nice to say, don't say anything at all." Demikianlah kata orang bijak yang sering saya dengar.

#Catatan Ringan Akhir Pekan#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun