Menjadi makhluk sosial membuat orang seperti tak mungkin untuk tidak melakukan interaksi dengan orang lain. Membangun komunitas dan berbicara dengan orang lain adalah keniscayaan. Namun, ketika satu orang berbicara dengan orang lain, hampir selalu saja kita bisa menemukan orang-orang yang memperbincangkan orang lainnya atau bergunjing.
Bergunjing, dalam format dan tatanan masyarakat kita, adalah omongan "negatif". Mengatakan atau memperbincangkan diri orang lain kemungkinan besar akan menimbulkan ketersinggungan, ketidaksenangan, kebencian, bahkan mengusik rasa percaya diri kita.
Cuek barangkali adalah pilihan paling realistis. Tetapi, bersikap dengan tidak terlalu memikirkan omongan orang yang jelek tentang kita bisa jadi bukan perkara mudah. Mungkin mudah bagi sebagian orang, tetapi tidak sebagian lainnya.
Mengapa orang bergunjing (bergosip)?
Ya, demikianlah. Hampir semua orang pasti pernah, langsung atau tidak, mengambil bagian dalam beberapa obrolan tentang orang lain di tempat kerja, di bus, di rung tunggu, di ruang-ruang WAG, di pasar, dan di segenap tempat. Sadar atau tidak..
Apakah pernyataan tersebut berlebihan? Tidak. Karena, faktanya, sebuah studi observasi yang dilakukan pada tahun 1993 menemukan bahwa lak-laki (umumnya) menghabiskan 55% waktu percakapan mereka dan wanita menghabiskan 67% waktu percakapan untuk membicarakan orang lain.
Orang, dalam tatanan hidup kita bermasyarakat, cenderung menganggap "bergunjing" sebagai atau identik dengan ketidakbaikan, fitnah, atau biasa disebut sebagai ghibah. Namun, para peneliti mengatakan (sedikit) berbeda.Â
Mereka mendefinisikan "bergunjing" secara lebih luas: sebagai "membicarakan orang (lain) adalah sesuatu yang sangat alami". Bergunjing atau membicarakan orang lain adalah bagian integral dari percakapan dan berbagi informasi. Ia membentuk bangunan sebuah komunitas sebagai mahluk sosial.
Dalam salah satu jurnal yang dipublikasikan Social Psychological and Personality Science, ditemukan bahwa dari rata-rata 52 menit percakapan (sehari) yang dihabiskan untuk membahas 467 subjek, tiga perempat dari topik obrolan sebenarnya adalah topik netral (tidak dikategorikan sebagai bergunjing).Â
Dan, sekitar 15% dianggap sebagai bergunjing. Jadi, meskipun benar dikatakan bahwa orang-orang dapat menghabiskan banyak waktu untuk berbicara tentang orang lain, sering kali obrolan itu tidak dapat dikatakan sebagai bergunjing.
"Itu adalah sesuatu yang sangat alami bagi kami" - bagian integral dari percakapan, berbagi informasi, dan bahkan pembangunan komunitas. Demikian kata Megan Robbins, asisten profesor psikologi di The University of California, Riverside.