Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tak Ada Keseruan untuk Orang-orang Kecil Tahun Ini

15 Agustus 2020   18:27 Diperbarui: 15 Agustus 2020   18:15 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada upacara peringatan 17 Agustus tahun ini. Tidak ada lagi lomba panjat pinang, tarik tambang dan bakiak. Tak ada keseruan datang kembali seperti setahun setahun yang lalu...

Tak ada orang-orang tertawa terpingkal-pingkal begitu rupa ketika melihat celana peserta panjat pinang yang melorot jauh ke bawah atau melihat ibu-ibu yang kesulitan menangkap belut dan memasukkannya ke dalam botol

Tak ada tawa riang untuk orang-orang kecil tahun ini    

Kemana perginya tawa dan kegembiraan itu?

Aku menulis sajak ini dalam keharuan yang sangat. Ya, sebab hanya pada perayaan peringatan 17 Agustus lah orang-orang kecil bisa merayakan kegembiraannya setelah mereka kelelahan dihimpit kesulitan dan melihat tontonan kepedulian yang naif pada realitas ketimpangan yang dihasilkan oleh kesewenang-wenangan dan nasib yang tidak berpihak

Pada peringatan 17 Agustus lah aku pernah mendapati bocah kecil yang menyanyikan lagu kebangsaaan Indonesia Raya dengan mata berair. Dia larut dalam keharuannya. "Hanya air mata yang bisa kupersembahkan kepadamu, ibu Pertiwiku," barangkali begitu lah ia melukis puisi di dalam dadanya

Tidak, tidak ada kegembiraan dan keharuan seperti itu lagi tahun ini. Tidak ada tawa, kegembiraan dan semangat yang sama tahun ini

Yang ada adalah berjuang. Berjuang  keras sambil berkejar-kejaran, menonton drama ketimpangan dan mendengarkan suara fals tentang hidup yang berjuang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun