Jalan dan usaha Tyo mulai suram. Ia jatuh. Ia kalah bersaing. Lalu, tiba-tiba ia putus asa.
Dalam kepanikan dan keputusasaannya, Tyo akhirnya pergi mencari penawar. Kemana dan kepada siapa? Anda tentu tahu jawabanya: pergi kepada orang yang dianggap bisa memberinya rasa damai, guru spiritual.
Tyo disambut hangat oleh guru spiritualnya. Dan, setelah beberapa kali perjumpaan, akhirnya "Ananda harus bergegas meninggalkan dunia. Ananda harus kembali kepada agama," kata guru spiritualnya. Itu terjadi sekitar dua tahun yang lalu.
Nah, beberapa bulan yang lalu, saat saya bertemu Tyo pada salah satu acara, saya merasa sedikit kaget dan terperanjat. Tyo yang dulu kulihat anggun selayaknya wanita profesional kini kulihat seperti seorang 'filsuf'. Ia rupanya memilih menjadi 'religius fanatik' dibanding memilih bangun dan melanjutkan kelangsungan perusahaannya. Ia, seperti yang saya lihat, juga sudah mengenakan niqob (baca: cadar).
Dalam hati saya membatin, barangkali ia (mungkin) salah menterjemahkan kata-kata yang didengar dari guru spiritualnya atau mungkin hanya mengikuti 'tren' sebagai pelancong spiritual (the year of the spiritual traveler) seperti yang pernah saya baca itu. Barangkai Tyo sudah merasa enggan membaca-baca kembali buku-buku motivasi cara kembali mengejar kekayaan.
Hidup dan jalan hidup memang sangat berliku. Saya hampir meyakini, bahwa semua pengusaha pasti mengalami siklus, masa jatuh dan bangun. Ada yang setelah jatuh, mereka menerima kenyataan, lalu melanjutkan hidup lagi. Ada yang setelah jatuh terus meratapi kejatuhannya dan tak lekas beranjak. Dan, ada juga yang mendadak menjadi 'religius fanatik', seperti kisah Tyo.
Yang jelas, apapun itu, hidup memang tak pernah mudah dijalani. Apalagi hari-hari belakangan ini, ketika Covid-19 menghantam dan membuat semuanya menjadi kian tak pasti. Tyo barangkali sudah menemukan tempat paling rahasia yang memberinya damai. Ia boleh saja duduk di sana, nyaman di sana sembari menikmati dunia yang kian sesak dan merenungi kembali jejak-jejak hidupnya ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H