Faisal Basri, ekonom senior dan politikus, memposting judul menakutkan di akun Twitter, kemarin: "Indonesia Menuju Resesi, Apa yang Harus Kita Lakukan?"
Kata Farisal Basri lebih lanjut dalam tulisan tersebut: ada kebangkrutan, ada pabrik yang ditutup, pengurangan jam kerja, PHK di mana-mana, setelah itu angka pengangguran meningkat kemudian membuat ekonomi lesu. Itu adalah gambaran sekaligus ancaman resesi yang kemungkinan akan dihadapi Indonesia di tengah masa pademi COVID-19, saat ini.
Sebagaimana kita ketahui, pandemi COVID-19 yang menyebar dengan kecepatan luar biasa dan mengkhawatirkan, telah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia dan membuat kegiatan ekonomi nyaris terhenti ketika banyak negara memutuskan memberlakukan pembatasan ketat untuk menghentikan penyebaran virus. Karena aktifitas sangat dibatasi, maka Imbasnya adalah: resesi ekonomi. Resesi ekonomi kini memang sedang menghantui dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Resesi akan terjadi ketika pemenuhan kebutuhan menghilang atau berkurang. Kondisi ini, Anda juga tahu, juga sedang dihadapi Indonesia saat ini. Di kuartal II, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat angka negatif, sementara di kuartal III juga diprediksi akan mengalami hal serupa.
Namun, meskipun judul yang ditulis Faisal Basri itu tampak seperti menakutkan, ternyata, tidak ada seorangpun yang 'kaget'. Beberapa netizen memang membahasnya, dan saya kadang-kadang menemukan perdebatan kecil di kolom komentar dan dinding-dinding medsos. Tetapi tidak riuh dan tidak sampai menjadi Trending Topic. Saya perjelas: setidaknya hingga sebelum tulisan ini saya posting.
Judul "Indonesia Menuju Resesi" seperti kalah dengan berita dan gosip artis, rerasan, dan bahkan kalah dengan topik 'Klepon'. Ya, klepon kini memang sedang ramai diperbincangkan netizen hari ini. Bukan main ramainya! Â
Seumur-umur, baru hari ini saya menemukan keriuhan karena perkara remeh: soal klepon.
Sebagaimana diberitakan, Anda pasti sudah membacanya, sebuah foto kue klepon mendadak menjadi viral di media sosial dan ramai diperbincangkan. Yang membuat gaduh bukan foto klepon yang mendadak berbentuk kotak atau berwarna hitam, tetapi tulisan yang menyertai foto kue klepon itu.
"Kue klepon tidak Islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami...Abu Ikhwan Aziz," demikian tulisan yang menyertai foto kue klepon itu.
Bisa ditebak, foto dan tulisan yang menyertai itu langsung menuai beragam komentar dari netizen. Mereka rata-rata mengekspresikan kekesalan dan menghujati tulisan yang menyertai foto itu.
Saya tidak tahu, motif apa yang membuat Abu Ikhwan Aziz menuliskan "Kue klepon tidak Islami" itu. Apakah motifnya semata-mata hanya agar dagangannya menjadi laku dan laris atau sekedar agar foto dan kisahnya menjadi viral? Bukan tanpa dasar, bila melihat lagi kultur masyarakat Indonesia yang "agamis", siapa pun tahu bahwa isu atau benda apapun yang dikait-kaitkan dengan agama kerap menjadi topik perbincangan dan ramai dikomentari.