Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Utang Pemerintah: Isu Lama yang Bersemi Kembali

11 Juni 2020   17:08 Diperbarui: 11 Juni 2020   17:00 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: www.minews.id

Mengapa utang terus saja diperdebatkan?

Apakah ini karena orang telah diberikan hak untuk bebas berbicara dan atau melakukan apa saja?

Pasca reformasi, kini, orang-orang memang seperti merasa bebas berbicara apa saja. Dan, melakukan apa saja. Kritikan kini bisa disuarakan oleh bahkan seorang bocah yang umurnya belum genap 15 tahun hingga mereka yang mengatakan dirinya ahli, yang sekolahnya hingga S3; sesuatu yang tak lazim terjadi di era Orde Baru. Saking tidak lazimnya, karena saking takutnya, bahkan sekedar bermimpi menuliskan kritik saja orang tidak berani.

Tak sekedar cerita dari mulut ke mulut, berita tentang utang pemerintah ini mungkin akan terus diberitakan di media, ikut bersesak-sesakan dengan isu-isu lama: PKI, asing, dan China. Dan lain-lain.

Udara bumi Indonesia yang sudah penuh sesak dengan limbah tembaga dan karbon yang menusuk-nusuk paru-paru, kini kian rusak karena karena isu dan kritik hutang ikut menyesakinya.

Sumber foto ilustrasi: www.minews.id
Sumber foto ilustrasi: www.minews.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun