Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan Belum Juga Usai

27 April 2020   17:47 Diperbarui: 27 April 2020   17:37 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: www.pinterest.com/halina

Ramadlan 1423 H.

El masih duduk di kursi. Dia baru saja selesai sahur dengan adik-adiknya. Hanya sedikit nasi yang sanggup ditelannya.

Enam adiknya duduk muram di sudut ruang tengah. Adiknya yang terkecilnya, Julia, seusia 7 tahun, pias mukanya. Tangan kirinya memegang erat celengan plastik yang tak berisi. Pipinya basah usai menangis. Sepiring nasi dengan mangkok supermi rebus masih utuh tak disentuhnya.

Ramadlan sunyi tahun itu, tahun 1423 H, genap sepuluh bulan orangtua El pergi.

Setelah orangtua tiada. Rumah bagai tempat yang tak lagi bermakna. Kecuali hanya menjadi tempat penyimpan kisah-kisah nestapa. El merasai itu.

"Tapi sepatu dan baju sekolahku jelek dan kotor begini", kata Julia. Suaranya parau. Dilipatnya sedikit karung putih bekas tepung terigu yang dipakainya sebagai tas sekolah.

El tak tega melihat pemandangan itu.  

Sembari memandangi awan senja yang berarakan, di lapangan rumput halaman balai desa, di tepian sawah, El merebahkan lelah. Dibacanya puisi mimpi.

"Aku sudah mendengar puisimu, bunga Aprikot, dan sepucuk doa indah, yang kau panjatkan di halaman balai desa itu," katanya serius.

Hujan belum juga usai. Sembari menikmati suara air yang berebut jatuh, di Langenhagen, Hannover, El ingin mendengarkan puisi itu lagi. Tentang mimpi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun