Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternyata Medsos Telah Merenggut Banyak Hal dari Hidup Saya Selama Ini

22 Oktober 2019   15:05 Diperbarui: 22 Oktober 2019   16:05 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: socialmediaexplorer.com

Pada hari Sabtu dan Minggu kemarin (19/10 dan 20/10), saya menyegajakan bangun agak siang. Tidak seperti biasanya, usai sholat Subuh, saya memutuskan untuk kembali memeluk mimpi. Raga yang lelah setelah sepekan bekerja seolah enggan beranjak dari sisa mimpi yang belum lunas.

Jam 09.00 saya bangun dan segera melongok ke luar jendela. Dari celah sempit kaca nako, di depan pintu kamar kostel, terlihat molly dan anak-anaknya yang kecil sudah menungguiku. Dan, begitu pintu kamar kubuka, mereka segera menghambur menyerbuku. Mereka serempak mengeong-ngeong minta sarapan. Begitu saya melihat sorot mata mereka, yang tajam dan bulat, seperti biasanya, saya menjadi luluh. Iba. Tidak tega untuk tidak memberi mereka sarapan.

Maka, segera saja saya ambil beberapa ikan pindang dari dalam kulkas dan saya taruh di wadah plastik yang biasa saya sediakan untuk mereka.

Molly dan anak-anaknya segera memakan ikan pindang di piring plastik dengan lahap. Sesekali mereka mengangkat kepalanya yang bulat, menatapku sebentar, lalu melanjutkan makan lagi.

Aku merekam dengan baik tingkah mereka yang menggemaskan itu...

Setelah itu, saya lalu pergi membersihkan badan dengan mengguyur tubuh dengan air dingin. Saya lebih suka mandi pagi dengan air dingin daripada air hangat. Sambil menghirupi bau harum sampo yang busanya meleleh hingga ke seluruh tubuh, saya serasa ingin berlama-lama menghabiskan Sabtu pagi di bak mandi. Hanya saja, saat teringat janji menemani mas Baskoro, memaksa saya segera menyudahinya..

"Ayo mas, kita berburu foto lagi," mas Bas menuliskan pesan itu di mesin gawaiku. Jumat malam minggu yang lalu..

Bagiku, menemani mas Baskoro yang menyukai fotografi adalah salah satu aktifitas week end sangat menyenangkan. Menurutku, ia sangat pintar mengambil foto-foto eksotik dari sudut-sudut yang tidak pernah aku sangka, yang menghasilkan foto-foto apik yang ia pajang di akun IG-nya. Kini jumlah follower IG mas Bas sudah mencapai belasan ribu....

Seharian menemani mas Baskoro pada hari Sabtu itu benar-benar membawa saya bisa keluar dari rutinitas penat sehari-hari. Dan, gara-gara berteman dengan dia lah, saya pun pernah bercita-cita (kelak) bisa mempunyai akun IG sendiri dan ingin memamerkan foto-foto hasil karya saya sendiri.

Mas Bas, bagi saya, adalah alam. Itu bisa ditengeri dari foto-fotonya yang selalu berkisah tentang alam. Barangkali, melalui karya-karya fotonya itu, ia ingin mengatakan bahwa hidupnya adalah untuk alam. Ia ingin menyatu dan bersahabat dengan mereka.

"Cobalah bersahabat dengannya. Kamu pasti bisa merasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada perdebatan," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun