Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dalil dan Dalih

5 Juli 2019   13:40 Diperbarui: 30 Juli 2019   11:11 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi; ideas.ted.com

Meski sesungguhnya makna "dalil" dan "dalih" dengan mudah dapat dibedakan, tetapi, dalam banyak ruang (forum diskusi), keduanya kerap sengaja dicampur-adukkan. Banyak orang merasa berdalil, padahal ia sedang berdalih. Atau sebaliknya; sedang berdalih, tetapi ramai-ramai dianggap berdalil.

Usai ikut atau mengamati diskusi (apalagi diskusi politik di televisi), saya kadang-kadang menyimpan sendiri pertanyaan dalam hati; mengapa pasal atau objek yang jelas-jelas sama terus saja ditafsiri secara berbeda? Mengapa makna harus dipaksakan? Apakah dalil justru kita tuhankan melebihi Tuhan yang sebenarnya?

Di ruang maya, bagi yang sependapat dengan pikiran dan pendapatnya, sering orang (akun-akun) yang segaris dengan cepat merespon dan mengamini pendapatnya itu dan lantas diteguhkan dengan dalil yang dicuplik dari kitab yang dijadikannya sebagai rujukan. Tetapi dengan cepat pula direspon oleh pihak yang berseberangan dengan menyebutnya sebagai "dalih".

Saya muak. Satu pelajaran berharga sekaligus pertanyaan, apakah orang yang yakin seyakin-yakinnya adalah orang-orang yang egois?

Apakah dalih sedang dimaknai sebagai ikhtiar pembenaran? Atau sebagai ikhtiar untuk melarikan diri dari persoalan.

Meski makna "dalil" dan "dalih" jelas berbeda, tidak sama dan seterusnya, tetapi mengapa banyak orang tidak lekas mengerti dan terus menerus mencampur-adukkan keduanya?

Apakah jawabannya karena "dalil" selalu diberikan untuk pikiran-pikiran yang segaris dan sewarna, dan "dalih" diberikan untuk yang sebaliknya?

Sumber foto ilustrasi; ideas.ted.com
Sumber foto ilustrasi; ideas.ted.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun