Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semua Akan Usai Pada Waktunya

31 Juli 2018   14:56 Diperbarui: 31 Juli 2018   15:21 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi; wikimedia.org

Tubuh yang dahulu kekar
Kini mulai membungkuk
Tertatih melawan lelah
Dan ... rapuh dimakan senja

Tangan yang dahulu mengepal kokoh
Sekarang mulai gemetar
Mata yang dahulu tajam menatap sang tirani
Kini sudah mulai sayup

Suara yang dahulu menggetarkan telinga  
Membakar nyali setiap yang mendengar
Sekarang terdengar sayup-sayup
Lemah dan tak bersemangat

"Saudara-saudaraku, mari kita teruskan perjuangan!!!"
"Kita hancurkan tirani penindas rakyat"
"Allah bersama kita, saudaraku"
Suara yang dahulu lantang.... kini parau dimakan usia

Senja sudah temaram di langit-langit Jakarta
Malam sebentar lagi menjemput

Pesta sudah usai ....
Saatmu untuk pulang, pak  
Cucumu sudah rindu mendengarkan dongengmu
Biarkan perjuanganmu dilanjutkan, esok hari, oleh yang lainnya

Buku kosong itu masih menunggu ditulisi kisahmu
Kisah tentang perjuangan saat kamu runtuhkan tirani
Kalau sempat, tolong sampaikan juga semangat berbuat untuk negeri
Semua akan usai dan pulang pada waktunya

Jakarta, Akhir Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun