Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Semua Cerita tentang Kudus dalam Sepiring Lentog

17 Juni 2018   23:15 Diperbarui: 18 Juni 2018   12:44 3104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Di warung pinggir jalan, sambil menyantap habis kuliner seharga 6 ribu itu, aku seperti merekam semua cerita tentang Kudus. Cerita tentang kota dengan sejarah panjang kerukunan umat beragama sejak masa Sunan Kudus Sayyid Ja'far Shadiq dalam sepiring lentog.

Aku merekam sendiri suasana sangat akrab dan hangat antar penikmat lentog yang sangat berbeda-beda. Bagi saya pribadi, cerita kecil keakraban pagi itu seperti ulangan cerita ratusan tahun silam, jauh sebelum Pancasila dirumuskan, tentang unsur-unsur konstitutif masyarakat Kudus yang begitu menghargai keanekaragaman yang digaungkan sang Sunan.

Karena jasa-jasa sang Sunan itulah, maka, tidak salah jika Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Kementerian Agama pernah menyebut Sunan Kudus sebagai Bapak Kerukunan.

Sekedar mengingatkan, Sunan Kudus adalah salah satu wali dari sembilan wali atau Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di kota Kudus. Ia menyebarkan Islam dengan penuh rahmat, dengan cara-cara yang mestinya bisa menjadi inspirasi membangun dan memelihara kerukunan umat dengan rupa-rupa agama, yang pernah koyak oleh beberapa gelintir orang dan kelompok.

"Berapa semuanya bu?"

"Sebelas ribu pak," jawab Ibu penjual lentog.

Setelah membayar aku bergegas pulang. Aku tak sabar ingin segera mengabadikan cerita tadi dalam artikel dan kata-kata yang mudah aku ingat: mudik, lentog, dan harmoni dalam keragaman.

Sumber foto: dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun