Mohon tunggu...
TAUFIK WIBOWO
TAUFIK WIBOWO Mohon Tunggu... -

hanya mencari ruang untuk menuangkan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hukum Diinjak “Premanisme” Kedaerahan

17 Oktober 2013   21:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:24 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2 periode memimpin Banten membuat nama Hj Ratu Atut Chosyiah sudah tidak asing lagi bagi para masyarakat Banten. Kemenangan dirinya dalam Pilgub Banten selalu menuai protes dan kontroversi. Setiap pasangan yang menjadi lawanya setelah menerima hasil penghitungan suara pasti protes terhadap hasil tersebut. Bagaimana tidak atut dengan tidak di duga-duga selalu mendapat suara yang besar dalam pemilu tersebut padahal tidak banyak orang yang tahu seperti apa atut pada saat itu. Lawan pilkada pada periode pertama atut menjabat Marissa haque sempat melayangkan protes hasil pilkadanya saat itu, Marissa Haque dan timnya mencurigai adanya kecurangan dalam penghitungan suara dan juga Marissa Haque dan timnya juga melihat adanya kemungkinan kalau Hj Ratu atut Chosyah memiliki ijasah fiktif. Namun gugatan-gugatan Marissa Haq dan timnya tersebut hilang entah kemana,tenggelam bersamaan dengan waktu yang berjalan. Ada kabar burung yang berhembus kalau Marissa Haq dan timnya saat itu mencabut gugatanya dengan terpaksa sebab dirinya dan timnya mendapatkan terror dari sejumlah jawara di Banten untuk tidak macam-macam di Provinsi yang terkenal dengan budaya debusnya.

Pada paeriode keduanya juga tidak kalah mengherankan, dengan dugaan korupsi yang kuat dan sudah beberapa kali media mengangkatnya namun Atut pada waktu itu masih dapat memperoleh suara besar dalam pilkada Gubernur Banten tahun 2011. Perotes juga sempat dilakukan oleh lawanya saat itu yaitu Wahidin Halim, namun seperti yang sudah-sudah protes tersebut tidak ada kelanjutanya. Masih banyak lagi kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan atut dan dinastinya. Kemenangan airin noviyansyah menjadi wali kota tangsel pun penuh dengan kontroversi. Kasusnya sama dengan yang terjadi dengan saat Atut memenangkan Pilgub dalam 2 pemilihan.

Terlepas dengan dinasti yang didirkan oleh Atut dan keluarganya jika kita melihat cara Atut memenangkan Pilgub patut sangan disayangkan. Sudah menjadi rahasia umum kalau keluarga Atut berasal dari keluarga yang sangat disegani dimasyarakat. Ayahnya Prof.Dr. H . Chasan Sochib merupakan jawara yang sangat disegani di Banten. Menurut beberapa sumber berita di media yang mengangkat tentang keluarga atut, ayah Atut , Chasan Sochib selalu menjadi orang yang pertama di minta solusinya jika ingin menentukan kebijakan di dalam semua pemerintahan. Hal ini disebabkan kebanyak warga di Banten menaruh rasa hormat yang sangat tinggi dengan beliau, bagaimana tidak ancaman keselamatan menjadi pertimbangan mereka untuk menaruh rasa hormat yang tinggi kepada H Chasan Sochib. Hampir di semua lini pemerintahan di Banten diatur oleh Chasan Sochib dan keluarganya. Jika sudah begini apa guna hukum di Negara ini? jika premanisme saja masih dapat terlibat hingga kedala pemerintahan sebesar Provinsi? . sudah saatnya hukum di Negara ini harus benar-benar tegas dalam menindak segala pelanggaran yang ada. Khusus yang ada di Banten ini harusnya para penegak hukum lebih dapat agresif dalam menanganinya jangan malah melempem di hadapan para jawara yang bertindak seakan Banten hanya milik beberapa orang saja. Penegak hukum haru berani melawan mereka sehingga tidak ada lagi permainan golongan dalam pemerintahan di banten.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun