Mohon tunggu...
TAUFIK WIBOWO
TAUFIK WIBOWO Mohon Tunggu... -

hanya mencari ruang untuk menuangkan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Korelasi Lingkungan Terhadap Penggunaan Tata Bahasa

27 November 2013   01:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:38 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sering kita menemukan adanya perbedaan penggunaan bahasa yang terjadi di lingkungan yang berbeda. Ada yang menggunakan bahasa yang lebih sopan dan mengikuti norma kesopanan yang berlaku dan terkadang pula kita sering menemukan di lingkungan tertentu orang-orang disana menggunakan bahasa yang jika dilihat dari aspek kesopanan banyak menggunakan bahasa yang kurang sopan untuk digunakan. Sebagai contoh jika kita perhatikan penggunaan kata-kata yang ada di lingkungan terminal atau pelabuhan sering menggunakan kata-kata yang tidak sopan. Namun bagi orang-orang disana kata-kata tersebut lumrah dan biasa digunakan. Berbeda jika kita melihat penggunaan kata-kata yang ada di lingkungan masyarakat di suatu perumahan atau desa. Mereka lebih menjunjung tata bahasa yang sopan, sesuai dengan norma yang berlaku dan berkembang dimasyarakat.

Jika kita cermati apa yang mempengaruhi hal tersebut ada banyak faktor yang menyebabkan adanya perbedaan penggunaan kata-kata tersebut. Diantaranya adalah faktor lingkungan tempat mereka tinggal. Tingkat intelektual dari sebuah perkumpulan berperan sangat aktif disana. Disampingnya juga berkembang faktor rohani (agama) yang dapat mempengaruhi penggunaan kata-kata dalam berinteraksi.

Lingkungan merupakan tempat orang belajar mengenai banyak hal. Lingkungan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter seseorang. Dalam teori behaviorism Thorndike mengemukakan revisi Hukum Belajar antara lain :

·Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respon, sebaliknya tanpa pengulanganpun hubungan stimulus respon belum tentu diperlemah.

·Hukum akibat direvisi. Dikatakan oleh Thorndike bahwa yang berakibat positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah, sedangkan hukuman tidak berakibat apa-apa.

·Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara stimulus dan respon.

·Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain maupun pada individu lain.

*dikutip dari http://ihsanpsikolog.blogspot.com/2011/03/teori-behaviorist.html

Untuk menghindari adanya konflik ataupun salah paham dalam berkomunikasi kita perlu untuk mengetahui lingkungan seperti apa kita sedang berbicara. Hal ini menjadi penting sebab banyak konflik terjadi di suatu daerah yang masyarakatnya heterogen seperti jakarta yang disebabkan hanya karena salah paham. Padahal jika kita mengerti lingkungan mereka mungkin hal tersebut akan terhindarkan. Apalagi di Jakarta ini masyarakatnya sangat beragam. Orang dari bebagai daerah yang ada di Indonesia menyatu disana. Maka dari itu pemahaman mengenai lingkungan dan kultur setiap masyarakat yang ada di Jakarta sangat penting dimengerti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun