Hamburg, kota pelabuhan di bagian utara Jerman yang terkenal dengan kehidupan malam dan kawasan lampu merah terbesar di Eropa ternyata juga memiliki jumlah komunitas ummat Islam yang cukup banyak, baik di Jerman maupun Eropa. Terbukti dengan banyaknya masjid dan kegiatan dakwah Islam yang cukup marak.
Kali ini, perjalanan membawa saya ke kawasan St. Georg di pusat Kota Hamburg yang tidak terlalu jauh dari Hamburg Hauptbahnhof atau Stasiun Kereta Api Pusat.Dengan kereta api bawah tanah yang disebut U Bahn jalur U1 saya pun turun di StasiunLohmuhlenstarsse yang tepat berada di bawah jalan raya bernama Steindam.
Suasana bernuansa Islam cukup terass di kawasan ini dengan banyaknya restoran dan toko dari kawasan Timur Tengah, Persia, Turki, dan juga India. Saya menyusuri Steindam dan terus sampai di Böckmannstraße di mana dari kejauhan sudah terlihat sebuah masjid yang cukup besar dengan dinding berwarna kuning muda serta dua menara yang tinggi menjulang dan sebuah kubah besar. Sekilas, kita maklum kalau masjid ini memiliki arsitektur Ottoman yang kental.
Asyiknya lagi, di dinding luarnya juga tergambar sebuah masjid khas Turki dan kaligrafi “Bismillahirahmanirrahim” serta kutipan ayat Al Maidah dengan terjemahannya dalam Bahasa Jerman. “Heute habe Ich fur euch eure Religion volendet und Meine Gnade an euch erfullt und den Islam zur Religion gegeben”. Yang artinya “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (Al-Maaidah: 3)
Saya pun mendekat dan kemudian memasuki gedung masjid yang bernama Hamburg Central Mosque ini.Suasana di dalam masjid cukup ramai dengan jamaah yang sebagian besar berasal dari Turki, namun banyak juga yang berasal dari Afrika.Masjid terdiri dari empat lantai dan ruang sholat untuk pria terdapat di lantai 1 sedangkan tempat wudhu terdapat di lantai dasar.Di dekat tangga terdapat petunjuk dalam bahasa Jerman dan Turki yang menjeaskan ruang sholat wanita ada di lantai dua, sedangkan lantai tiga digunakan untuk seminar.
Interior ruang sholat dengan dinding keramik berwarna biru yang mungkin merupakan keramik iznik yang berasal dari Turki.Bahkan mihrab dan mimbarnya juga semuanya berbalutkan keramik yang indah tadi. Tidak ada hiasan kecuali kaligrafi “Allah” dan “Muhammad” serta kutian ayat-ayat Al Quran sementara hamparan karpet empuk berwarna merah membuat suasana hati kian tenang dan damai berada di dalamnya.
Selesai sholat saya sempat berkelana di masjid dan memperhatikan beberapa pengumuman yang ada di dinding.Di lantai dasar ada sebuah kantin yang menjual makanan halal khas Turki dan Timur Tengah serta sebuah kios yang menjual buku-buku Islam dalam bahasa Jerman, Turki, dan Arab.
Di dinding masjid terdapat beberapa pengumuman termasuk iklan lowongan untuk menjadi tenaga penjual di Linden Bazaar, yang merupakasn sebuah supermarket kecil yang menjual barang-barang dari Turki yang ada di sebelah masjid.
Namun yang menarik perhatian saya adalah sebuah pengumuman dari IGD atau “Islamische Gemeinschaft in Deutschland” alias “Komunitas Islam di Jerman” yang mengadakan semacam pesantren kilat selama tiga hari untuk anak-anak dan remaja.Judulnya “Qurany: Fruhling des Herzen”Dijelaskan dalam pengumuman ini bahwa peserta akan mempelajari metode dan teknik untuk mempelajari dan menghafal bagian-bagian dari Al-Quran. Selain itu dijelaskan juga bahwa mereka akan menginap di “pesantren” dan hidup dalam suasana islami plus ditambah kegiatan bermain dan olahraga.
Siapa sangka, kehidupan dan geliat Islam di negeri Jerman ini cukup marak.Ketika selesai mengintip kehidupan di masjid ini, saya sempat berkelana di kawasan sekitarnya dan masih sempat melihat beberapa masjid yang lebih kecil.Di antaranya Masjid Al Nour yang juga menjadikan tepatnya sebagai “Islamic Center Hamburg”.
Walaupun cuaca Kota Hamburg di awal bulan Maret masih cukup dingin, namun hati terasa cukup hangat melihat semua kegiatan ini. Anda berniat nyantri di Hamburg? Yuk gabung di St. Georg.!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H