Jakarta adalah kota yang tidak bersahabat dengan pejalan kaki!Hal ini merupakan fakta yang tidak bisa kita sangkal. Walau Gubernur Ahok sudah berusaha, tetapi masih kurang cukup. Coba kalau kita lihat suasana jalan utama seperti Jalan Sudirman, Thamrin ataupun Gatot Subroto. Kaki lima yang sempit, kotor, dan kurang bersahabat. Dan apabila kita ingin menyeberang jalan, atau pergi ke gedung yang ada di seberang jalan, kita harus jauh memutar melewati jembatan penyeberangan yang juga sangat tidak nyaman.
![1420504558454946191](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1420504558454946191.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Keadaan yang bagaikan bumi dan langit akan kita jumpai di Hongkong.Kawasan yang dulunya di bawah kekuasaan Inggris dan sekarang menjadi daerah khusus yang memiliki nama resmi Hongkong SAR ini ternyata sangat memanjakan pedesterian alias pejalan kaki. Tujuan utamanya tentu saja untuk membuat semakin banyak penduduk dan wisatawan yang bepergian dengan berjalan kaki dan juga menggunakan angkutan umum.
![14205045912000804443](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14205045912000804443.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Kisah perjalanan di Hongkong akan dimulai di Hongkong, yaitu Pulau Hongkong.Pulau Hongkong merupakan salah satu dari tiga wilayah utama Hongkong SAR, yaitu Hongkong, Kowloon, dan New Territories.Dengan Star Ferry dari Tsim Sha Tsui, saya sampai di Central Pier, dan pengembaraan dengan berjalan kaki di kaki lima layangmembawa saya menuju ke beberapa tempat wisata yang menarik di daerah ini.
![1420504622562793478](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1420504622562793478.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Dari Central Pier, perjalanan dimulai dengan naik lift ke Elevated Pedestrian yang nyaman, lebar, dan sekaligus kita dapat menyaksikan kehidupan sehari-hari penduduk Hongkong. Pemandangan pertama yang saya saksikan adalah sebuah taman hiburan dengan Ferrys Wheel yang berkilauan di malam hari. Di atas kaki lima layang, petunjuk jalan sangat mudah dijumpai petunjuk baik ke stasiun MTR, gedung perkantoran, maupun pusat perbelanjaan.
![1420505109475653827](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1420505109475653827.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
![14205046741253747571](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14205046741253747571.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Di samping kesibukan penduduk dan wisatawan, ada juga pengamen yang asyik memainkan biola dengan sebuah tas berisi uang logam dan lembaran sepuluh dollar Hongkong.Tidak jauh, ada lagi sepasang pengamen muda dengan organnya sedang khusyuk memainkan lagu-lagu pop. Asyiknya lagi, pengamennya bukan saja penduduk lokal, ada juga loh yang bertampang bule. Namun selain itu, ada juga seorang nenek tua yang sedang duduk mengemis. Sebuah pemandangan yang sedikit jarang dijumpai namun masih ada di satu dua tempat.
![14205047161699501560](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14205047161699501560.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
![1420504782370973257](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1420504782370973257.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Perjalanan diteruskan menuju ke Central MTR stasiun, sementara jaringan kaki lima layang banyak bercabang-cabang bisa melewati Exchange Square menuju ke Admiralty maupun stasiun MTR Sheung Wan di mana kita dapat naik jetfoil ataupun helikopter ke Macau.
Perjalanan di kaki lima layang dilanjutkan keesokan harinya di senja hari. Kali ini dimulai dari Central menuju Hongkong Park yang letaknya lebih dekat ke Stasiun MTR Admiralty. Pemandangan yang disaksikan pun kali ini berbeda. Di antaranya sebuah bus wisata yang sedang melintas dengan wisatawan duduk di bagian atas yang terbuka.
![14205052761772577016](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14205052761772577016.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Di samping itu, perjalanan juga melewati perkantoran dan stasiun Peak Tram yang bisa membawa kita ke Victoria Peak.Akhirya saya pun mengakhiri perjalanan di kaki lima layang Kota Hongkong di sebuah taman yang asri di tengah-tengah ribuan hutan beton, yaitu Hongkong Park.
![1420505402742879221](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1420505402742879221.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Sambil bersantai di tepi danau kecil Hongkong Park saya berkhayal seandainya di kawasan Kota, Thamrin, Sudirman, Gatot Subroto, sampai kawasan kuningan dan Casa Blanca ada kaki lima layang seperti ini. Maka akan sangat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi seandainya kita ingin pergi dari satu gedung ke gedung lain baik di sebelah maupun di seberang jalan. Akan lebih asyik lagi kalau kaki lima layang ini juga dilengkapi dengan travellator seperti yang terdapat di bandara!
![1420505523365585108](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1420505523365585108.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Apakah ini hanya mimpi atau Pak Gubernur Ahok bisa membuat Jakarta menjadi lebih nyaman.
Hongkong, Januari 2015
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI