Selain Menara Eiffel, Paris juga terkenal dengan ratusan museumnya yang menawan.Dan yang wajib untuk dikunjungi adalah Musee du Lovre yang merupakan museum dengan kunjungan paling banyak di seantero jagad. Menurut informasi lebih dari delapan juta wisatawan dari seluruh dunia mengunjungi museum ini setiap tahunnya.
Seperti kebanyalan tempat wisata di Paris,Museum ini juga sangat mudah dikunjungi. Cukup naik metro ligne 1 dan turun di stasiun Palais Royale/Musse du Louvre.Setelah itu ikut saja petunjuk jalan.Kunjungan saya terakhir ke museum ini lebih dari 15 tahun yang lalu dan cukup banyak perubahan yang terjadi termasuk ditambahkannya sebuah bagian khusus yang memamerkan seni Islam.
Waktu masih menunujukan sekitar pukul 9 pagi ketika kami tiba di dekat pintu masuk museum yang berbentuk seperti piramida kaca dan dirancang oleh arsitek Amerika berdarah Cina I M Pei. Beruntung, antrian belum terlalu panjang sehingga dalam waktu kurang dari sepuluh menit tiket seharga 15 Euro sudah ditangan. Tiket ini merupakan gabungan masuk ke museum dan juga pameran sementar berjudul De L’Allemagne yang menayangkan seni dari Jerman di pertengahan pertama abad ke 19.
Museum dibagi dalam beberapa bagian utama, yaitu Sully, Denon, dan Rachelieu.Bagian pertama yang kami masuki adalah Sully dimana terdapat ruang khusus yang memamerkan benda-benda dari peradaban dan kebudayaan Mesir.Maklum saja, dalam kurun waktu yang cukup panjang, Mesir berada dalam kekuasaan Perancis sehingga beredar kisah bahwa hidung Sphinx menjadi “pesek” karena ditembak Napoleon di akhir abad ke 18,
Yang menarik di tempat ini adalah pameran dengan thema perbedaan yang diejawantahkan dalam berbagai bahasa dunia. Selain Inggris dan Perancis, tetu saja bahasa Spanyol, Rusia, Arab, dan Cina.Juga bahasa Jepang, Korea, bahkan bahasa Tagalog. Sayangnya tidak ada yang dalam bahasa Indonesia?
Kami terus berkelana di ruang demi ruang museum melihat ribuan maha karya baik berupa patung dari jaman Romawi dan Yunani, lukisan Perancis dan Italia dan juga tentunya seni Islam yang berupa karpet, keramik dan juga kaligrafi.Yang tidak boleh dilewatkan tentu saja sang primadona dari Lovre yaitu karya Leonardo Da Vinci yang terkenal “Monalisa” atau yang dalam bagasaItalia disebut “La Joconde”.
Lukisan yang terkenal dengan senyuman penuh misteri ini sebenarnya memiliki ukuran yang kecil dibandingkan dengan lukisan raksasa lainnya yang dipajang di Lovre. Namun aliran wisatawan terus menerus mengunjungi dan mangagumi senyuman penuh teka-teki tadi.
Seni memang penuh dengan kejutan yang nikmat.Semuanya tergantung bagaimana persepsi dan sudut pandang setiap insan yang melihatnya. Di Louvre ini, selain benda dan artifak kuno yang bercerita tentang masa lampau, kita juga dapat menyaksikan pameran seni kontemporer yang kadang mengandung jiwa dan semangat eksplorasi yang lebih menggelora. Salah satunya adalah paduan efek seni cahaya dan lukisan dimana kalau kita berada didepannya, terlihat seakan-akan kita berada di balik terali besi.Untungnya Louvre tidak pernah sepi sehingga saya sejenak berada di balik terali besi bersama beberapa pengunjung mancanegara lainnya.!
Masih banyak yang dapat dilihat dan dinikmati di museum yang mengesankan dan tidak pernah sepi ini. Ingin merasakan berada di balik jeruji besi? Ditunggu di Musee du Louvre!
Paris, Juni 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H