Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pohon Pepaya, Kuburan Muslim, dan Sikh Temple di Hongkong

1 April 2016   07:34 Diperbarui: 2 April 2016   05:34 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="dokpri taufikuieks"][/caption]Siang itu, ketika udara kota Hongkong masih lumayan dingin, Saya keluar dari stasiun MTR North Point yang dalam setempat disebut Pak Kuk dan kemudian menunggu bus no 65 di King’s Roadyang akan membawa saya ke kawasan Happy Valley. Tujuannya bukan untuk nonton pacuan kuda , melainkan kembali untuk melihat istana orang mati, yaitu pemakaman muslim yang ada di Hau Tak Lane di dekat Wong Nei Chung Street.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Bus berhenti di halte Cosmopolitan Hotel persis di depan Queen Elizabeth Stadium. Dari sini saya cukup berjalan kaki sekitar 3 menit saja untuk sampai di sebuah jalan kecil dimana terlihat kuburan bertingkat-tingkat dengan sebuah gerbang bertuliskan “Muslim Cemetery”. Bentuk arsitektur pintu gerbang yang mirip kubah ini  sudah menunjukan identitas siapa yang dimakamkan.  Gerbangnya terbuka lebar dan dengan segera saya masuk ke serambi pemakaman yang lantainya terbuat dari semen beton polos .

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Saya naik ke tingkat pertama dan di dinding terdapat peringatan bagi pengunjung kuburan.  “Notice to  Cemetery Visitor, Beware of Slippery Groound and Stair”, tertulis dengan huruf hitam berlatar belakang kuning. Selain itu juga tertulis dalam Aksara Mandarain.  Di dekatnya tertuluis Section 14 dan juga Beware of Snake.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Rules on Visiting Grave.  Visiting graves is encouraged in Islam which benefit both the dead and the living. While it is a tribute to the dead, it prompts the living to think about the essence of life. Prphet Muhammad (PBUH) said: “Visiting Grves can remind people of teh hereafter”. There are no special days for visiting graves.  We can go on any day. At the grave we shloud say salam to the dead and then stand in the direction facing teh Qaabah and say a dua  asking Allah (swt) to forgvie them their sins and let them enter Paradise, demikian  pesan yang dianjurkan ajaran Islam tentang ziarah kubur.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Saya kemudian mulai naik ke tingkat atasnya lagi dan memperhatikan beberapa makam yang ada disana. . Berderet beberapa makam sederhana yang pada nisannya selalu tertulis dalam huruf hijaiyah “Nurullaha Quburaha atau quburahu” yang berarti cahaya Allah menerangan kuburannya. Akhiran ha atau hu hanya menjelaskan jenis kelamin yang dimakamkan.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Terjadi kombinasi dan keharmonisan di kuburan musim yang ada di Happy Valley ini.  Tulisan dalam aksara Cina bertajuk tulisan Arab dan juga banyak juga nama yang ditulis dalam huruf Latin menunjukan nama-nama etnis Pakistan atau India.   Namun Ada satu nisan yang sangat sederhana. Hanya marmer putih ukuran mini bertuliskan “Razack Lam Po Heung, died 25-4-86”, menunjukan pemikinya etnis Cina tanpa ada tahun kelahiran.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Sementara ketika naik ke tingkat yang lebih atas saya menemukan parade nama-nama dalam tulisan Arab yang dibawahnya dilanjutkan dengan nama Cina dan ditulis dari atas ke bawah. Kombinasi kiri ke kanan dan atas ke bawah memang sangat menarik. Ada yang bernama  Abdurahman, Hamidah,dan sayangnya saya tidak dapat membaca nama-nama mereka dalam aksara Cina.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Saya terus naik ke tingkat yang makin tinggi. Sudah lupa berapa tingkat kah pemakamam muslim di Happy Valley yang menurut cerita pertamakali digunakan pada tahun 1828.  Pemandangan yang didapatkan kian beragam. Selain deretan pemakaman katolik di tingkat-tingkat lebih bawah, juga pencakar langit kota Hongkong tetap ada dimana-mana.Ada sekitar 2000 makam yang ada di pemakaman muslim ini, dan sebagian juga dijadikan tempat pemakaman tentara Inggris ketika Perang Dunia pertama dan Kedua berkecamuk dan mereka kebetulan meninggal di Hongkong.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Saya sapukan pandangan ke arah barisan pencakar langit. Kombinasi pemandangan unik ada di depan. Sepasang nisan  di depan saya, sebuah jalan layang yang ramai dengan bus, truk, taksi dan berbagai jenis kendaraan. Lalu papan iklan besar di sebelah kiri dan suasana pemandangan unik seperti ini memang hanya ada di Hongkong.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Setelah sekitar 30 menit menikmati kesendirian di pemakaman ini. Dengan sesekali duduk di tepi makam sambil memandang pohon pepaya yang tumbuh di selah-selah batu nisan. Saya kemudian menuruni kembali undak demi undak anak tangga menuju ke pintu masuk. Di sini, sebuah kendaraan jenazah sedang diparkir. Kendaraan ini bertuliskan Bahasa Cina, Arab dan Inggris: “The Incorporated Trustees of the Islamic Community Fund of Hongkong”.

[caption caption="dokpri taufikuieks"]

[/caption]Berjalan perlahan di Hau Tak Lane, di kejauhan terlihat sebuah bangunan dengan kubah berwarna putih yang sekilas terlihat sebagai sebuah masjid.  Hati saya sedikit heran. Setahu saya di kawasan Happy Valley tidak ada masjid.  Rasa penasaran membawa saya mendekati bangunan ini melewati kembali jalan di depan Queen Elizabeth Stadium dan akhirnya sampai di persimpangan jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun