[caption id="attachment_199643" align="alignnone" width="384" caption="Stanley Mosque di dekat Stanley Prison"][/caption]
Dari kawasan Tsim Sha Tsui East, hari masih pagi ketika bus no 973 yang saya naiki berangkat walau hanya berpenumpang 3 orang. Bus mulai bergerak meninggalkan Semenanjung Kowloon menuju Pulau Hongkong melewati Western Cross Harbour Tunnel yang melintas di bawah laut yang memisahkan Pulau Hongkong dan daratan Cina.
[caption id="attachment_199644" align="alignnone" width="384" caption="Bus Tingkat di Hongkong"]
Tujuan bus ini adalah kawasan Stanley dan salah satu halte yang akan dilewati adalah “Stanley Prison” atau penjara Stanley yang cukup terkenal di mantan koloni Inggris ini. Bus kemudian muncul di kawasan Queens Street Central dan kemudian ke arah selatan melewati bebukitan di Pok Fu Lam Street yang berliku-liku. Setelah melewati Ocean Park dan kawasan pantai Repulse Bay, akhirnya bus pun tiba di kawasan Stanley Market.
Saya pun bersiap-siap untuk turun ketika petunjuk elektronik menunjukan bahwa next stop adalah “Stanley Prison”.Sebuah halte yang sepi menyambut saya. Dan yang saya miliki hanyalah sebuah alamat yaitu Tung Tau Wan Road no 53.Saya mencoba berjalan sedikit dan terlihat sebuah gardu dengan tulisan “private property no trespassing" Di dekatnya juga ada peringatan " no tourist.”
[caption id="attachment_199645" align="alignnone" width="360" caption="Sekolah Sipir di Hongkong"]
Karena itu saya kembali ke haltedan kemudian menyusuri Tung Tau Wan road yang sepi.Saya melihat sebuah bangunan yang di atasnya berkibar bendera Hongkong dengan warna merah dan bunga Bauhenia. Setelah didekati, ternyata gedung ini merupakan semacam pusat pelatihan untuk sipir penjara atau istilah kerennya Correctional Service Department Staff Training Institute.
[caption id="attachment_199646" align="alignnone" width="360" caption="Museum Lapas"]
Tidak jauh dari gedung ini, terdapat lagi sebuah bangunan yang tampak angker dan sepi.Di dekat pagar besinya yang berwarna hijau terdapat sebuah papan nama kecil. “Hongkong Correctional Service Museum”.Wah ini rupanya Museum Lembaga Pemasyarakatan yang di Hongkong disebut Correctional Services.Sayangnya pintu museum tertutup rapat-rapat, rupanya jam bukanya yang sekitar pukul 10 pagi sedangkan waktu saat itu masih sekitar jam 9 pagi.
Rasa penasaran saya mencari no 53 terus bertambah. Sampai akhirnya saya sampai di sebuah gardu jaga di sekitar no 39. Seorang satpam senior berusia 60 tahunan sedang duduk disana.Dengan bahasa Kanton yang terbata-bata saya menanyakan dimana letaknya Tung Tau Wan no 53.
[caption id="attachment_199647" align="alignnone" width="360" caption="Salah satu sudut masjid Stanley"]
Sang satpam tua tersenyum, sambil menunjuk balik ke arah pintu gerbang penjara yang saya tidak jadi masuk tadi. Dia pun rupanya mengerti kalau tempat itu adalah sebuah mesjid karena sambil menunjuk dia juga bergerak membungkuk seperti rukuk. “To Jie ” . Saya pun mengucapkan terimakasih dalam bahasa Kanton dan kemudian berjalan perlahan melewati museum dan sekolah sipir untuk kembali ke pintu gerbang.
[caption id="attachment_199648" align="alignnone" width="360" caption="Halaman Masjid"]
Pada saat yang bersamaan, ada sekelompok orang yang juga sedang lewat dan mereka dengan santainya melewati samping pintu gerbang walaupun tertulis dilarang masuk dan no tourist. Akhirnya saya pun dengan yakin mengikuti mereka. Setelah melewati pintu gerbang saya belok ke kiri dan di kejauhan telihat beberapa apartemen yang terletak di tepi laut.
Setelah berjalan kira-kira dua puluh meter dengan kondisi jalan yang terjal menurun, di sebelah kanan saya di kejauhan sudah terlihat sebuah masid yang cukup indah. Wah akhirnya ketemu juga masjidnya. FIkir saya dalam hati dengan gembira. Banyaknya menara kecil di setiap sudut menambah keindahan masijd yang terletak di dalam penajra ini.Dan yang menarik adalah bentuknya yang dari atas terlihat seperti kotak korek api karena tidak memiliki kubah. Namun arstekutrnya jelas sekali sebuah masjid dengan banyaknya relung yang indah dengan warna kuning kecoklatan yang menakjubkan.
[caption id="attachment_199650" align="alignnone" width="360" caption="Tung Tau Wan 53"]
Saya terus berjalan mendekati masjid ini. Saya perhatikan dari samping kiri dan melihat halamannya yang cukup luas. Namun, pagi itu masjid terlihat kosong melompong tidak ada kegiatan dan seorangpun di sana.Di pagar temboknya yang juga berwarna kuning tertulislah alamatnya 53 Tung Tau Wan Road.
[caption id="attachment_199651" align="alignnone" width="384" caption="Masjid dari kejauhan"]
Saya terus berjalan mengelilingi pagarnya sambil mengambil gambar masjid , halaman, dan bangunan kecil yang berada di dalam kompleks masjid yang tidak terlalu luas ini. Di depan masjid terdapat sebuah halaman parkir dengan beberapa mobil yang diparkir. Tidak ada seorang pun di sini. Di kejauhan, hanya deburan ombak dan juga beberapa menara apartemen yang angkuh.
[caption id="attachment_199652" align="alignnone" width="384" caption="Laut dan Apartemen"]
Saya pun berjalan agak menjauh sehingga dapat mengambil gambar masjid secara utuh. Terlihat sekali betapa indahnya masijd ini, yang walaupun tidak terlalu besar, sepi tiada penghuni di pagi hari. Namun sangat unik karena letaknya di negeri Hongkong yang sekuler dan juga terletak di dalam kompleks penjara. Saya tidak tahu kapan dan siapa yang membangun masjid ini dan siapa saja jamaahnya?
Foto: dokumentasi pribadi
Hongkong, Juli 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H