Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menunggu Azan Magrib di Kota Tua Hanoi

3 Agustus 2012   02:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption id="attachment_197703" align="alignnone" width="640" caption="Lima Orang di Kota Tua Hanoi"][/caption]

Kota Hanoi memang penuh keunikan. Sebuah kota yang memiliki sejarah lebih dari seribu tahun dan telah melewati ketika beberapa dinasti seperti Nguyen, Ly, dan Tranh berkuasa di negri ini sampai datangnya pemerintahan kolonial Perancis. Kemudian rakyat Vietnam pun bangkit dan berhasil merdeka denganterbentuknya negara sosialis Vietnam.


[caption id="attachment_197704" align="alignnone" width="640" caption="Hoan Kiem Lake"]

1343876116470353901
1343876116470353901
[/caption]

Sekilas, kota ini sekilas terlihat sedikit tidak teratur dengan lalulintasnya yang dikuasai sepeda motor yang ada di seluruh penjuru kota. Namun kota ini juga memiliki daya tariknya yang khas dan tidak dimiliki kota-kota lain di Asia Tenggara.

Salah satu tempat yang harus dikunjungi adalah Hoan Kiem Lake. Danau yang cukup luas ini memberi keteduhan tersendiri terutama di saat senja yang panasnya masih menyengat di awal bulan Agustus. Saya berjalan di bawah pepohonannya yang rindang dan menemukan seorang gadis berpakain bak pesilat sedang menari dengan lincahnya. Sementara beberapa orang di sekitarnya asyik mengambil gambar gadis ini.


[caption id="attachment_197705" align="alignnone" width="640" caption="Becak di Hanoi"]

1343876154621701824
1343876154621701824
[/caption]

Kumpulan beberapa abang becak atau cyclo yang parkir di pinggir jalan juga menambah asyik suasana kota ini. Apa lagi becak sendiri sudah hampir lenyap dari ibukota Jakarta.Dan yang tidak kalah menariknya adalah Ngoc Sohn Temple yang berada dengan cantiknya di tengah-tengah danau Hoan Kiem.


[caption id="attachment_197706" align="alignnone" width="640" caption="Harimau dan Gadis Ber-aodai"]

1343876240370556866
1343876240370556866
[/caption]

Saya terbawa arus menuju pintu gerbang Ngoc Sohn templeyang bercat putih dan dihiasi tulisan dengan aksara CIna.Di bagian dalam terdapat sebuah pintu berhiaskan gambar harimau. Di sebelahnya seorang gadis Vietnam berpakaian Aodai putih menarik perhatian saya. Gadis ini ternyata ada dimana-mana dan selalu tersenyum manis. Di kesempatan lain saya melihatnya sedang berada di sebuh pagar tembokdi dekat jembatan yang menuju Ngoc Sohn Temple.


[caption id="attachment_197707" align="alignnone" width="640" caption="Jembatan di Hoan Kiem Lake"]

1343876287750240066
1343876287750240066
[/caption]

Di kejauhan terlihat lah bangunan yang didirikan sebagai tempat ibadah ummat Buddha dan Tao ini, Sebuah jembatan dari kayu yang dicat merah tampak sangat kontras dengan air danau yang tenang. Di atasnya hilir mudik warga Hanoi yang bercampur baur dengan wisatawan asing.


[caption id="attachment_197708" align="alignnone" width="640" caption="Pedagang Keliling"]

13438763931101917744
13438763931101917744
[/caption]

Dari Hoan Kiem Lake, perjalanan saya lanjutkan ke Old Quarter kota Ha Noi. Suasana semakin hiruk pikuk dengan ramainya lalu lintas dan juga pedagang kaki lima, bermacam pedagang keliling dengan pikulannya yang khas juga menambah asyiknya berjalan-jalan di kota tua ini. Kebanyakan adalah wanita Vietnamyanglangsingdengan pakaian khas petani dannon layang berbentung caping sambil menjajakan dagangan baik buah dan sayuran.Mereka juga sangat antusias bila difoto dan sering meminta uang untuk jasa ini.


[caption id="attachment_197709" align="alignnone" width="640" caption="Bendera Merah"]

13438764341569474638
13438764341569474638
[/caption]

Namun , yang juga membuat suasana tambah marak adalah banyaknya spanduk dan bendera merah bergambar bintang. Sebuah spanduk bergambarkan palu arit menandakan bahwa kita memang berada di Vietnam yang memiliki faham komunis. Di situ jugaan tetulis angka 65 dan tulisan Nam dengan tanggal 27 Juli 1047 dan 27 juli 2012. Ternyata ini adalah hari untuk memperingati pahlawan yang cacat dan gugur dalam perang kemerdekaan Vietnam.

Masih di sekita kota tua Ha Noi, dapat dinikmati pemandangan yang khas dan menarik. Di sebuah persimpangan jalan terlihatan kerumunan sepeda motor yang selalu menguasi jalan-jalan di kota ini. Selain itu di kaki lima, terlihat pedangan makanan yang sedang sibuk melayani pelanggan. Sementarz di dekat emperan toko dipamerkan barang dagangzn berupa boneka kayu Thang Long Water Puppet.

Di sebuah jalan, juga terlihat seorang wanita yang membawa kumpulan bunga di sepedanya.Dan yang sangat menarik adalah sebuah pemandangan di depan sebuah toko souvenir yang menjual topeng. Di sini terlihat lima orang yang masing-masing sibuk sendiri dengan dunia nya masing-masing dan kebetulan berada di tempat dan waktu yang sama.

Orang pertama terlihat seakan-akan menyaksikan ke empat orang yang lain.Dia kebetulan seorang pemudaberkaos hitam, celana pendek warna hitam dan bersendal jepit warna hitam juga. Tetapi rambutnya disemir pirang. Tokoh kedua seorang wanita Vietnam yang langsing dan mengenakan non la sambil menjajakan buah leci yang ditaruh di sepeda.Di dekatnya ada lagi seorang penjaja keliling yang membawa keranjang berisi makanan tradisonal Vietnam. Wanita ini pun mengenakan caping khas petani.

Namun tokoh keempat adalah seorang wanita bercelana jin , membawa dua buah tas dan beberapa tas plastic belanjaan. Kemungkinan seorang turis Asia yang sedang berbelanja.Di sebelahnya lebih menarik lagi, seorang lelaki mudabersepatu kets, menggunakan celana jin biru dan T Shirt berwarna putih. Di tangannya bertengger kamera besar mirip reporter TV. Semuanya kelihatan sedang memandang kea rah yang sama, yaitu pemandangan di kota tua Ha noi yang menarik.

Masih banyak lagi yang dapat diceritakan dari koat tua Hanoi yang sangat hidup ini, Dan tidak terasa senja pun mulai turun dan saatnya menuju Masjid untuk berbuka bersama.


Foto: dok pri
Hanoi, 2 Agustus 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun