[caption id="attachment_117535" align="alignleft" width="300" caption="Mikrolet Kuning di MGU"][/caption] [caption id="attachment_117536" align="alignleft" width="300" caption="Masjid di Moskwa"]
Universitas Negri Moskwa. (Moskovskiy Gosudarsttvennnyy Universitet)
Setelah cukup puas berkeliling di Kremlin kami memutuskan untuk mengunjungi Universitas Negri Moskwa yang merupakan salah satu dari bangunan era Stalin yang terkenal dengan keindahan arsitekturnya. Menurut peta Universitas yang terletak di Sparrow Hill ini dapat dicapai dengan stasiun Metro Universitiet. Tujuh stasiun dari Metro Biblitika Im Lenina di line 1 tampak perlu pindah kereta.
Setelah melewatu stasiun Sportivnaya, tiba-tiba rangkaian kereta muncul di permukaan tanah dan ternyata melewati jembatan yang melintasi Rega Moskwa atau Sungai Moskwa yang beliku-liku bagaikan ular membelah kota Moskwa. Kereta sempat berhenti di Stasiun Vorobiyovi Gory yang terletak di atas sungai untuk kemudian kembali masuk ke dalam perut bumi menuju stasiun Universitiet,
Daerah ini cukup agak berada di luar kota Moswa dan setelah sampai di Stasiun kami agak sedikit bingung untuk menentukan arah sehingga kami memutuskan untuk mencari makan siang dulu. Secara tidak sengaja kami berjalan menyusuri jalan yang lebar dan melihat semacam bangunan baru yang ternyata semacam Depatmenn Store atau Mal yang besar dan modern. Di gedung ini terdapat food court dengan banyak pilihan makanan di Lantai atas. Juga tersapat supermarket di lantai dasar. Di pusat kota Moskwa sendiri, kecuali GUM hampir tidak ada departmenen store atau Supermarket yang besar. Untuk membeli keperluan sehari-hari banyak terdapat Gastronom yang menjual makanan atau minuman dimana untuk Gastronom yang kecil kita masig harus menyebutkan barang yang kita beli dan diambilkan oleh penjaga toko.
Setalah makan siang dan beristirahat kami kembali ke Metro dan dari kejauhan telah tampak gedung pusat Universitas yang tinggi menjulang.240 meter sehingga merupakan gedung tertinggi di Eropah sampai tahun 1990an.Gedung Pusat ini memiliki 36 lantai dan memiliki lebih dari 5000 ruangan . Setelah didekati dengan jalan kaki ternyata cukup jauh kurang lebih satu setengah kilometer barulah kita sampai di Gedung Pusat Universitas Moskwa ini.
Namun keindahan arsitekturnya segera menghilangkan rasa lelah kami. Di kiri kanan gedung utama terdapat dua pasang patung mahsiswa yang sedang memegang buku dan di ornamen gedung masih dapat ditemui lambang-lambang palu arit. Universitas ini merupakan salah satu Universitas tertua di Russia dan mulai didirikan pada 1755.
Di sekitar gedung utama , banyak terdapat gedung-gedung yang tidak kalah indahnya dan tampaknya dirancang dengan simetris. Gedung Fakultas Fisika nampak bagai cermin dengan gedung Fakultas Kimia. Di antaranya terdapat Taman yang luas dan ada juga patung ditengah-tengahnya. Setelah puas menikamati dan mengambil gambar untuk kembali ke stasiun Metro sudah nampak beberapa Marstrutnoga Taksiiberwarnakuning menunggu yang kalau kita lihat dipapan rute menuju Oktabrskaya Metro. Namun mikrolet kuning ini juga melewati Universitet Metro sehingga kami pun turun di situ sebagai mana penumpang lainnya. Untungnya kali ini saya tidak berfungsi ganda sebagai kondektur yang mengumpulkan ongkos.
The State Historical Museum of Russia
Rencana kami padi hari ketigayaitu sabtu pagi sebenarnya ingin mengunjungi Mauseleum Lenin. Namun ketika sampai di depan Pintu Gerbang Kebangkitan, ternyata pintu tersebut ditutup sehingga kami tidak dapat masuk ke Lapangan Merah. Karena itu kami akhirnya mengunjungi Museum Sejarah Russia atau Государственный Исторический музей (GasudarstvenniiIstoritsieskiy Musei). Tidak begitu banyak yang mengatri sehingga kita dapat menikmati jutaan koleksinya dengan membeli tiket 150 Ruble. Museum yang sekarang ini dibangun dengan arsitek neo russia pada 1875-1881 dan dibuka dengan resmi oleh Tsar Aleksander III pada 1894. Museum ini Merupakan salah satu museum terlengkap di Moskwayang didirikan oleh Tsar Alexander II pada 1872 berisi lebih dari 4.5 juta barang pameran yang menggambarkan sejarah Rusia dari zaman prasejarah hingga saat ini.
St Basil Cathedral.
Setelah puas mengunjungi Museum Sejarah ini. Kami hanya berjalan-jalan di sekitar lampangan merah dan sempat mendekati lagi St. Basil Cathedral dengan bentuk Arsitektur yang unik ini merupakan salah satu ikon Rusia dan Kota Moskwa. Berfoto di depannya saja sudah cukup menarik. Kalau kita ingin masuk ke dalam dapat membeli tket 150 Ruble. Di dalam Taman di depan Katedral terdapat patung perunggu untuk memperingati Pozharsky dan Minin yang merupakan pahlawan dalam menghadapi serbuan Polandia di akhir abad ke 16. Patung perunggu ini di bangun pada tahun 1555-1561.
Mauseleum Lenin dan Kremlin Necropolis
Pada hari keempat akhirnya kamipun sempat mengunjungi Mauselum Lenin.. Ini merupakan tempat yang dapat dikunjungi dengan gratis . Namun harus diperhatikan jam buka yang biasanya mulai pk 10. sampai 13dan tutup setiap Senin dan Jumat. Antrian di mulai dari sisi dekat Taman ALeksander dan pada saat kami sampai sudah mencapai lebih dari 300 atau 400 meter. Segala macam tas ransel, kamera, dan hand phone berkamera harus dititipkan sebelum memaskui mausoleum dengan biaya 40 Ruble. Setelah mengantri lebih dari 1 setengah jam kami pun dapat masuk dan perjalanan dimulai melewati Kremlin Necropolis, atau kompleks makam yang ditaruh di dalam Tembok Kremlin. Kemudian tampak nisan orang penting dalam sejarah Uni Sovyet berderet rapi. Saya mulai menghitung dan ternyata terdapat 12 makam individual.Yang mudah dikenali dengan patung setengah badan adalah makam Stalin, di samping itu juga dimakamkanYuri Andropov, Chernenko, Bresznev.dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Uni Sovyet lainnya.
Setelah itu kita mulai memasuki maueselum yang terletak di bawah tanah, dan menuruni anak tangga yang gelap karena lampu hanya remang-remang serta dibawah pengawalan tentara yang berwajah dingin khas Sovyet. Pengunjung diharapkan tenang. Setelah berbelok maka didalam keranda kaca terbaring dengan tenang tubuh Lenin yang sudah berbaring sejak kematiannya pada 1924 .Wajahnya masih nampak putih kemerah2an dengan jas hitam dan hanya nampak setengah badan.. Keheningan terasa ketika berhadapan denga jasad dingin pendiri Uni Soveyet ini.Setelah itu kita kembali dengan tenang berbelok dan menaiki anak tanga untuk keluar dari pintu yang lain. Ada rumor mengatakan bahwa yang dipamerkan sesungguhnya hanyalah patung lilin namun kunjungan ke Kremlin juga tersa belum lengkap bila tidak melihat dengan mata kepala sendiri sosok Lenin. Walaupun di depan pintu gerbang kebangkitan ada Lenin palsu yang bersedia diajak berfoto bersama dengan bayaran 400 Ruble.
Ternyata , kompleks Kremlin juga merupakan kompleks bagi orang mati, termasuk salah satu kosmonot terkenal Yuri Gagarin juga ada di salah satu Menara Kremlin yaitu Senatskaya Tower. Di dekat Taman Aleksander juga ada semacam memorial dimana dimakamkan para prajurit tidak dikenal yang gugur pada Perang Dunia II.
Novodevochiy Monastery:
Setelah mengunjungi Mauselum Lenin dan berjalan-jalan di sekitar Lapangan Merah, kamu meutuskan untuk melihat Novodevichy Monastery. Menurut peta dapatdicapai melalui Stasiun Metro Sportivnaya lalu berjalan kaki sekitar 5 sampai 10 menit. Monastery ini dibangun pada 1524 oleh Pangeran Vasily III untuk memperingati direbutnya kembali kota Smolensk dari Lithuania. DI sekitar pekarangan banyak terdapat makam kuno keluarga kerajaan.
Dalam perjalanan pulang dari Monastery menuju Statsiun Metro Sportivnaya, kami sempat mampir di sebuah kios makanan yang menjual Nasi Plov Uzbekistan yang lezat .Plov Pa Uzbek demikian tertulis. Dijual dengan harga 21 Rbule untuk setiap 100 gram. Perlu diketahui bahwa di Russia pada umumnya kita membeli nasi dan makanan selalu ditimbang dan harga ditulis untuk setiap 100 gram. Nasi yang dihangatkan kembali oleh sang penjual dengan microwave itu kami nikmati di taman dekat kios. Sang penjual sempat mengajak kami mengobrol dan kami mencoba menjawab dengan Bahasa Rusia yang sangat terbatas.
Yang menarik di monastery ini adalah banyaknya wanita bekerudung dijumpai di dalam kompleks, ternyata para pengunjung biasanya mengenakan kerudung bila ke Gereja dan di salah satu katedral di dalamnya sedang ada upaca pembaptisan seorang bayi. Di kompleks ini juga terdapat semacam toko souvenir yang menjual ikon-ikon Rusia dan wanita yang bekerja di situ mengenakan baju berwarna hitam lengkap dengan jilbab berwarna hitam seperti yang biasa dikenakan di Negara – Negara Islam di Saudi Arabia atau Iran. Rupanyanya pakaian seperti itu biasa dikenakan di lingkungan gereja Kristen ortodoks di Russia.
Berkunjung ke Taman Gorky : Dunia Fantasi Versi Moskwa
Dalam beberapa brosur tentang kota Moskwa disebutkan adanya Museon, yaitu Taman dengan hiasan patung dan hiburan musik di tepi sungai Moskwa. Lokasinya disebutkan terletak di antara Metro Park Kultury dan Oktoberkasa.
Karena itu sehabis berkunjung ke Novodevichy Monastery yang membawa kita ke masa lampau Russia yang cemerlang sekaligus suram, ada baiknya kita menuju tempat yang mungkin akan memberikankan pengunjung suasan santai dan sedikit futuristik,
Akhirnya dari Sportivnaya Metro, kami langsung menuju Park kulturi statasiundan kemudian setelah sedikit bertanya arah langsung mengikuti ramainya orang melewati jembatan yang melintasi sungai Moskwa. Setalah berjalan sekitar 600 meter sisebleah kanan kami tampak banyak permainan macam di dunia fantasi. Setelah kembali melihat Peta ternyata tempat ini lah yang disebut Park Kulturi atau lebih terkenal dengan Gorky Park. Tentu saja saya kembali bernbostalgia waktu di SMA sering mendengar tentang Maxim Gorky sehingga tanpa tersa ikut mengantri tiket untuk masuk ke Taman ini.
Maksim Gorky sendiri cukup terkenal dengan ucapannya yaitu "When work is a pleasure, life is a joy! When work is duty, life is slavery."Karena hari itu kebetulan hari minggu banyak sekali penduduk Moskwa yang berwisata dan jadilah kita salah satu penduduk Moskwa, karena hamper tidak ada turis yang berkunjung ke sini karena tempat ini memang tidak ada keunikannya selain taman-taman dan airmancur serta beberpa patung, maka lainnya adalah panggung hiburan dan arena permainan.
Wisata ke beberapa stasiun Metro:
Pengembaraan dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa stasiun Metro yang terkenal dengan keindahannya.
Stasiun Metro Mayakovskaya (1938) merupakan statsiun dengan langit-langit yang dihiasi dengan mosaic yang sangat indah.
Stasiun Ploshchad Revoliyutsii (1938). Dihiasi dengan sekitar 75 patung perunggu yang menggambarkan dunia sosialis.
Stasiun Kropotkinskaya (1935). Dengan tiang tiang dan dinidng marmer yang indah. Awalnya didisain untuk menjadi bagian Palace of the Soviets yang akhirnya tidak jadi dibangun.
Stasiun Koksomolskaya (1935): Merupakan stasiun yang paling mewah dengan lampu-lampu kristal dan marmer.
Stasiun Park Pobedi: Dengan marmer yang indah dan hiasan dinding mosaik bertemakan perang 1812.
Arbat
Setelah lelah berkeliling di perut bumi Moskwa dan menikamti keidahan beberapa stasiun Metro kami putuskan untuk menuju Arbat untuk bebrlanja. Perjalanan kami ke Moskwa juga belum lengkap bila belum mengunjungi tempat belanja yang terkenal di Arbat. Tempat ini dapat dicapai memalui Metro Arbatskaya dan ternyata merupakan sebuah jalan yang ditutup untuk kendaraan dan hanya diperuntukan untuk pejalan kaki semacam di Pasar Baru Jakarta Pusat. Banyak sekali Toko dan kios penjual souvenir . Namun ketika kami iseng-iseng menanyakan harga ternyata penjual rata-rata memberikan harga hampir dua kali lipat dibandingkan di Lapangan Merah. Dan ketika kami meninggakan kios mereka akan segera menurunkan harga.
Namun ada satu toko dimana penjaganya dapat berbicara bahasa Indoinesia dan berpromosi bahwa untuk T shirt kalau beli tiga hadiah satu. Di Jalan Arbat ini juga terdapat sebuah rumah yang dulunya ditempati oleh Pushkin, seorang penyair dan pengarang Rusia yang sangat terkenal. Kalau kita terus menyusuri jalan ini makan di ujung jalan dan belok ke kiri sedikit akan nampak bangunan pencakar langit dengan ciri khas yang dibangun pada waktu masa Stalin, yaitu Gedung Kementrian Luar Negri. Tidak terasa perjalan ini sudah mendekati Stasiun Metro satu lagi yaitu Smolenskaya.
Untung saja kami sudah cukup berbelanja di kios-kios di antara stasiun Terternaya dan Lapangan Merah yang harganya lebih miring, pada haris kamis, jumat dan sabtu, karena ternyata pada hari senin sore ketika kami iseng kembali ke Lapangan Merah kios-kios tersebut ternyata tutup dan hanya tersisa beberapa saja yang tepat di depan gerbangkebangkitan Lapangan Merah.
Melihat dari kejauhan eks Markas Besar KGB,
Pada hari ke lima. Rencana pertama adalah mengunjungi Kebun Binantang Moskwa atau ZooPark. Namun setelah hanya naik Metro satu stasiun dari Hotel Yaitu dekat Metro Krasnoprenenskaya, kami dan beberapa calon pengunjung yang sebagian besar analk sekolah harus sedikit kecewa karena Kebun Binatang ditutup untuk pemeliharaan dan baru buka keesokkan harinya. Akhirnya kami merubah rencana dan mengunjungi Bekas Markas Besar KGB terlebih dahulu.
Mendengar kata KGB, pasti kita teringat akan keangkerannya dalam film-film Holywood yang pernah ditonton di tahun 1980. Karena itu kami pun penasaran untuk melihatnya. Setelah melihat di peta tampak bahwa gedung itu terletak tidak jauh dari Metro Lubyanka. Dari salah satu pintu keluar di Puschenaya Ulitsa kami sempat sedikit ragu mau belok kanan atau kira. Namun setelah setelah kembali melihat peta akhirnya kami belok ke kiri dan diujung jalan mulai tamkpak sebuah gedung besar berlantai 3 berwarna kuning dab memang masih tampak angker karena tampaknya semua pintu tertutup. Dari kejauhan kami hanya mengintip gedung yang dulunya adalah Markas Komitet Gosudarnoye Besopansnesti atau Komite Keamanan Negara.
Central Museum of Great Patriotic War of 1941-1945
Setelah itu kami pun sempat mengunjungi salah satu Taman yang sangat luas yang dapat dicapai melalui stasiun Metro Park Pobedi atau Taman Kemenangan. Dari stasiun ini kita dapat melihat dua monumen, yang pertama adalah semacam Arc de Triumph untuk memperingati perang 1812. Apabila kita menuju sisi lain akan terdapat Taman yang sangat luas dengan sebuah tugu setinggi lebih dari 140 meter. Sebelumnya kita akan melalui taman dengan bunga-bunga bermotif MOCKBA atau Moskwa. Lalu perlahan-lahan banyak air mancur dan tugu-tugu peringatan yang dimulai dengan tahun 1941, 1942 sampai 1945. Menurut buku petunjuk di dalam kompleks juga terdapat Katedral, sinagoga dan masjid memorial. Namun setelah bertanya dan mencari yang dapat kami jumpai hanya Katedral dan sinagoga sementara Masjid tidak ketemu. Di peta juga tidak ditunjukkan letaknya.
Di belakang Tugu terdapat Museum yang ternyata tutup setiap Senin. Sehingga kami hanya dapat menikmati taman taman yang luas dengan banyak remaja dan anak-anak bermain sepatu roda. Di belakang museum masih terdapat taman yang hampir sama luasnya dengan taman di depan dengan beberapa tugu dan patung peringatan. Dalam hal-membangun tugu dan taman memang Kota Moskwa kan selalu membangun dalam ukuran yang luar biasa. Barangkali dapat disamakan dengan luas Tugu Monas di Jakarta.
Akhirnya Kami pun ketemu Masjid Besar di Moskwa.
Setelah lelah berjalan di Park Pobedy,kami mengunjungi lagidaerah sekitar Lapangan Merah danKremlin. Ketika sedang menikmati indahnya airmancur dan taman bunga di Taman Aleksander . secara tidak sengaja kami bertemu dengan tiga orang dengan berjas dan dasi yang kemudian mulai menegur istri saya dalam bahasa Indonesia. Akhirnya kamipun berkenalan dan bapak-bapak bertiga itu rupanya sudah cukup lama berdiam di Moskwa. Sehingga ketika kami dapat bertanya dimana ada Masjid yang cukup besar. Ada beberapa tempat namun disarankan ke Masjid di dekat stasiun Metro Prospek Mira.
Akhirnya sore itu juga kami segera menuju Prospek Mira. Dan setelah keluar di permukaan jalan mulai bertanya kepada penjual kios buku di dekat stasiun : Gdye Mesetc? Sang penjual segera menjawab dengan menunjuk ke sebuah bangunan berbentuk masjid besar. Kami agak ragu karena tahu bahwa yang ditunjuk sesungguhnya adalah sebuah katedral karena hampir semua gereja di Russia memang memiliki kubah berbentuk masjid dengan salib di atasnya . Namun sang penjual terus berbicara naleva yang artinya setelah gereja itu belok ke kiri. Untuk amannya di persimpangan dekat katedral kami bertanya lagi kepada penjual minuman dan dijawab dengan menunjuk sebuang bangunan semacam stadion dan pusat perbelanjaan sambil ,berkata naleva lagi. Akhirnya kami menyebrang jalan dan ternyata di sebelah kiri tampak menara masjid berwarna hijau.
Ternyata masjid ini adalah Moscow Grand Mosque yang disebut juga masjid Tatar karena kebanyakan jemaahnya adalah orang Tatar di Rusia tengah yang beretnis mongol. Ruang sholat untuk pria dipisahkan dari ruang sholat untuk wanita. Ruang wudhu juga terpisah cukup jauh dan di papan pengumuman juga terdapat brosur tentang Jamiah Islamiah Muskau yang tertulis dalam bahasa arab dan bahasa Rusia. Rupanya di Moskwa juga ada Universitas Islam. Masjid ini tengah mengalamai renovasi dan di belakang tampak menara yang jauh lebih besar dan tinggi sedang di bangun.
Demikianlah sedikit kisah kami mengembara di perut bumi kota Moskwa yang dapat membawa kita ke sebagian besar tempat wisata dengan biaya yang relatifmurah ditambah oleh-oleh kaki yang lebih kuat dan jantung yang lebih sehat karena banyak sekali berjalan kaki. Tidak mengherankan bila orang-orang Moskwa yang biasa berjalan kaki selalu tampak berjalan cepat dengan langkah yang lebar sedangkan kita akhirnya harus mengucapkan selamat tinggal Da Svidaniya Moskva ketika pesawat S7 Airlines kami tinggal landas dari Bandara Domodedovo menuju St. Petersburg.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H