Setiapkali dari atau menuju ke Bandara Chep Lap Kok, kita pasti akan melewati sebuah jembatan yang tampak sangat gagah , megah, dan indah. Jembatan ini menghubungkan Lantau Island, tempat Bandara Internasional Hongkong berada dan daratan utama New Territories.Sayangnya,kalau kita sedang berada di dalam kendaraan baik bus maupun taksi, kita hanya dapat sebentar menikmati kemegahan jembatan ini , sedangkan kalau kita naik kereta maka, jembatan ini bahkan tidak tampak sama sekali.
Ke Park Island, Bonusnya Tsing Ma Bridge
Akhirnya kesempatan untuk menikmati kemegahan Jembatan Tsing Ma ini pun dapat saya miliki dengan tidak sengaja. Tujuan wisata kali itu sebenarnya adalah ke Park Island dimana terdapat Ma Wan Beach dan juga Noah’s Ark atau bahtera Nabi Nuh, yang merupakan salah satu ikon pariwisata Hongkong yang baru dibuka pada 2009 lalu. Tetapi, karena letak Park Island ini berada di dekatTsing Ma Bridge, maka jadilah kunjungan ke pulau ini sekaligus menikmati kemegahan Jembatan Tsing Ma dari dekat.
Hari masih pagi ketika kami menunggu bus di Terminal 2 Bandara Chep Lap Kok. Menurut informasi, bus yang akan membawa kami akan tiba di bay 19 sampai 24. Setelah sekitar sepuluh menit menunggu, sebuah busberwarna kuning dengan strip hijau dengan tulisan Park Island pun tiba. Dan bus pun segera berangkat menujuPark Island dengan penumpang hanya lima atau enam orang melewati jalan bebas hambatan yang lebar dan mulus. Uniknya, bus harus menyebrang dulu ke Tsing Yi, kemudian memutar dan melewati lagi Jembatan Tsing Ma menuju Bandara sebelum akhirnya keluar di jalan yang khusus menuju Park Island.
Jalan menuju Park Island ini tertutup untuk umum dan hanya diperuntukkan bagi kendaraan yang memiliki ijin khusus. Karenanya pengunjung dianjurkan untuk naik kendaraan umum menuju tempat ini. Bahkan taksi sekalipun baru boleh beroperasi setelah jam 18.00 sore. Dan sekal lagi, keefisienan dan keefektifan sistem transportasi umum di Hongkong patut diberi acungan dua buah ibu jari .
Dari dalam bus, masih sempat disaksikan dari kejauhan dua buah menara jembatan yang tingginya lebih dari 200 meter yang menopang kabel- kabel besar yang menahan seluruh berat jembatan yang panjangnya lebih dari 2 kilo meter ini. Semakin dekat, dapat juga disaksikan deretan kabel gantung yang berwarna coklat kemerahan tampak sangat kokoh. Namun keindahan yang sesungguhnya baru dapat dinikmati ketika kita mendarat di Park Island atau juga disebut Ma Wan ini.
Jembatan Gantung Terpanjang di dunia
Bus akhirnya tiba di halte dan kami segera turun tepat di depan gedung yang didominasi lantai dan dinding dari keramik berwana krem kecoklatan. Di diniding gedung, terdapat sebuah plakat bewarna dasar hijau bertuliskan “Park Island Beach Commercial Complex”.Sementara itu, petunjuk besar berupah denah kawasan dan juga arah menuju “Noah’s Ark” juga menghiasi beranda depan gedung ini.
Dengan perlahan, kami memasuki gedung yang ternyata terletak tepat di tepi pantai. Kami harus menuruni beberapa lantai dengan eskalator untuk sampai di lantai bawah yang memiliki tangga untuk akses kehamparanputihnyapasir pantai Ma Wan. Namun pemandangan pertama yang hadir dihadapan kami adalah bentangan Jembatan Tsing Ma yang tadi kami lewati dengan bus.
Dari tempat ini, terlihat dengan jelas menara utama Jembatan Tsing Ma yang menurut informasi memiliki ketinggian 206 meter ini. Sedangkan ketinggian jembatan dari permukaan air laut mencapai lebih dari 62 meter sehingga kapal-kapal besar pun dapat dengan bebas lalu lalang di bawahnya. Menara ini sendiri mempunyai empat buah kolom yang membuatnya seakan-akan terdiri dari empat buah bujur sangkar raksasa yang disusun keatas secara beraturan.
Sementara itu dikejauhan terdapat samar-samar menara satu lagi yang tampak jauh lebih kecil. Dan di antara kedua menara tersebut tergantung dua buah kabel raksasa yang terguntai membentuk lengkungan yang cantik diperkuat dengan kabel kabel vertikal yang menopang seluruh berat jembatan dan ratusan kendaraan yang lalu lalang di atasnya.
Jembatan Tsing Ma dibangun bersamaan dengan pembangunan Bandara Internasional Hongkong “Chep Lap Kok” untuk menggantikan Bandara Kai Tak yang legendaris. Menurut catatan, jembatan ini merupakan jembatan gantung terpanjang di dunia, lebih panjang dibandingkan Jembatan “Golden Gate” yang terkenal di San Fransisco apalagi dengan saudara kecilnya Jembatan Kutai Kertanegara di Tenggarong yang belum lama ini runtuh di Sungai Mahakam.
Lebih dari 49 ribu ton baja digunakan pada pembangunan jemabatan ini yang konon menghabiskan biaya lebih dari 7 Milyar Dollar Hongkong. Dan jumalah sebesar ini pun hanya kurang dari 5 persen untuk seluruh biaya pembangunanbandara Chep Lap Kok di Pulau Lantau ini. Sehingga proyek yang selesai di tahun 1997 ketika Hongkong dikembalikan oleh Inggris ke Cina ini termasuk salah satudari 10 proyek konstruksi terbesar di abad ke duapuluh.
Selain enam jalur lalulintas di atasnya, di bagian bawah jembatan juga terdapat dua jalurlintasan kereta api dan dua jalur kendaraan yang tertutup. Karenanya, walaupun Taifun sering melanda Hongkong, lalu lintas dengan kereta api dan kendaraan tetap dapat melewati jalur yang terletak di bawah jembatan. Pantas kalau kita naik kereta api, kita tidak merasa melewati jembatan.
Menuju Central dengan Ferry
Setelah puas menikmati suasana jembatan dan juga wahana yang ada di Noah’s Ark, kami pun meninggalkan Park Island. Kali ini, kami tidak menggunakan bus, melainkan dengan Ferry yang akan berlayar ke Central di Pulau Hongkong dalam waktu sekitar 30 menit.
Dalam perjalanan ke Dermaga Ferry, ternyata kita melewati tempat wisata yang di sebut pantai Ma Wan dan dari sini pemandangan Jembatan Tsing Ma bahkan lebih indah lagi, karena hampir seluruh bentangan jembatan dapat dilihat secarah lebih utuh.
Sambil bersantai dalam ferry yang membawa kami ke Central, saya membayangkan bahwa di Indonesia kelak akan ada jembatan yang lebih megah dari jembatan ini, mungkin jembatan Selat Sunda? Siapa takut?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI