Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kota Bawah Tanah dan Legenda Putri Duyung dari Luxembourg

9 September 2011   03:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07 3800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_130224" align="aligncenter" width="640" caption="Lembah Luxemburg"][/caption]

Luxembourg selama ini memang hampir luput dari peta wisata Eropa. Nama negeri kecil ini bahkan kurang dikenal kecuali melalui singkatan yang cukup akrab yaitu Benelux. Bagi kita di Indonesia, kota-kota tersohor di Eropa seperti Paris, Amsterdam, London, dan Wina akan lebih menarik dikunjungi dibandingkan Luxembourg.

[caption id="attachment_130225" align="aligncenter" width="640" caption="Mobil Mewah"][/caption]

Negri dengan GDP per Kapita Tertinggi di Dunia

“Negeri mana yang paling kaya di Eropa?” . Kalau pertanyaan ini dilontarkan jawabannya mungkin bervariasi antara Jerman, Perancis, Inggris atau negri-negri lainnya. Tetapi menurut data statistik ternyata pendapatan perkapita Luxemburg saat ini mencapai lebih dari 100 ribu USD dan merupakan yang tertinggi di dunia. Bandingkan dengan Indonesia yang baru mencapai 3000 an USD.

Negara Berbentuk GrandDuchy ini memang sedikit unik karena kepala negaranya bukan seorang raja melainkan seorang Grand Duke. Bolehlah diambil kesimpulan bahwa Grand Duke ini setingkat lebih rendah daripada Raja ataupun kaisar, terutama karena wilayahnya yang memang mini. Dalam bahasa Inggris nama resmi negri ini adalah Grand Duchy of Luxembourg sedangkan dalam bahasa Luxemburg disebut Groussherzogtum Lëtzebuerg.

Dengan hanya berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa dan lkuas sekitar 2500 kilometer persegi, maka negeri ini pun menjadi salah satu negri mini di Eropa. [caption id="attachment_130226" align="aligncenter" width="640" caption="Lubang Jendela di "][/caption]

Benteng yang Tetap hidup Melewati Gerusan Zaman

“Anda belum berkunjung ke Luxemburg kalau belum melihat Les Cassemates “ demikian ucapan resepsionis hotel kami ketika menjelaskan tentang tempat wisata yang menarik di Luxembourg.

Setelah membayar tiket masuk sebesar 3 Euro, tempat pertama yang kita lihat adalah sebuah ruang bawah tanah yang menyimpan sisa-sisa Istana atau Puri yang didirikan oleh “Count Sigefroy” dari Mosel yang dianggap sebagai pendiri Luxembourg pada abad ke 10.

Puri yang didirikan di Tanah Tinggi “Bock” yang di kelilingi oleh lembah dan Sungai Alzete ini kemudian dinamakan Lucilinburhuc , yang kemudian berevolusi menjadi Luxembourg.

Pada awalnya Luxembourg merupakan bagian Kekaisaran Romawi, dan kemudian zaman pun berubah sehingga kekuasaan pun berpindah ke tangan Burgundy, Dinasti Habsburg dari Austria, Perancis, Spanyol, Belanda, dan Prussia. Luxembourg baru berbentuk negara merdeka semenjak 1867.

Setelah melewati sejarah yang panjang itu, benteng “Les Casemattes “ tetap bertahan, bahkan semenjak 1994 dinyatakan sebagai “Warisan Dunia” oleh UNESCO. [caption id="attachment_130227" align="aligncenter" width="640" caption="Terowongan"][/caption]

Lorong-bawah tanah sepanjang puluhan kilometer

Perjalanan di perut bumi dilanjutkan ke “penjara” bawah tanah. Di sisi-sisinya terdapat ruang terbuka dengan pemandangan lembah dan kota Luxemburg yang menawan. Di sini pula dapat disaksikan puluhan meriam yang siap ditembakan untuk mempertahankan benteng. Di bagian lain , terlihat jembatan Grand Duchess Chartlotte yang menghubungkan pusat kota Luxemburg dengan Dataran Tinggi Kirchberg.

“ Pada masa jayanya benteng besar ini terdiri dari 24 benteng kecil yang terdiri dari 3 lapisan pertahanan” tambah wanita setengah baya yang menjadi pemandu. “ Terdapat lebih dari 23 kilometer lorong bawah tanah dan mampu menampung ribuan tentara termasuk kuda-kuda mereka. Selain itu terdapat juga perbengkelan, bahkan pabrik roti dan juga penjagalan. Pendeknya bagaikan sebuah kota di dalam tanah.” Demikian penjelasannya lebih lanjut.

Melihat kejayaan benteng ini, tidak berlebihan kalau Luxembourg pernah dijuluki “Gibraltar of the North”. Namun sesuai Traktat London yang ditandatangani pada 11 Mei 1867 benteng ini harus dihancurkan dan kenetralan Luxembourg akan terus dipertahankan sementara tentara Prussia harus meninggalkan kota ini.Benteng ini akhirnya selesai dihancurkan pada 1883 dan hanya menyisakan apa yang dapat kita lihat sekarang.

Ruang Perlindungan

Perjalanan dilanjutkan terus di dalam benteng. Masih dapat dilihat ruangan yang pernah dijadikan tempat perlindungan oleh Jendral Habsburg Marshal Von Bender ketika menghadapi serangan Perancis pada 1794-1795.Yang menarik Jendral ini memimpin pasukan Austria pada usia yang sudah gaek yaitu 82 tahun.

Pada saat perang dunia II , tempat ini juga digunakan oleh penduduk Luxemburg sebagai ruang perlindungan sewaktu menghadapi serangan udara Jerman.

Apa Artinya Casemates?

“Casemates berasal dari bahasa Italia Casamatta yang berarti rumah gila. Menurut versi lain berasal dari bahasa Spanyol : Casa artinya rumah dan matar artinya membunuh. Mungkin karena di tempat ini banyak terjadi kekejaman dam pembunuhan.” Demikan menurut brosur yang tersedia di tempat membeli tiket.

Legenda Putri Duyung Melusine

Di dalam benteng tersebut juga ada sebuah sumur sedalam 47 meter yang dapat membawa kita ke dunia lain di Luxembourg yang penuh misteri. Konon disana ada putri duyung yang dinamakan Melusine. Putri ini dulu adalah permaisuri Count Sigefroy. Pada saat pernikahan mereka , sang permaisuri melarang Count untuk melihatnya pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.

Karena rasa penasaran, Count Sigerfroy mengintip permaisuri yang sedang mandi dan melihat bahwa sang permaisuri ternyata tidak memiliki kaki melainkan ekor ikan. Karena sang permaisuri mengetahui bahwa sang Cont sudah melihatnya sebagai putri duyung, maka dia pun menghilang derasnya air sungai Alzete.

Wah asyik juga, berkelana di benteng bawah tanah dan mendengarkan kisah putri duyung versi Luxembourg di “Les Casemattes” , demikian fikir saya ketika dengan santai meninggalkan tempat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun