Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kisah-kisah Menarik dari Turki (3): Papan Nama “Müze Magazasi,” Juga Ikut Runtuh

24 September 2011   02:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:40 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_136980" align="aligncenter" width="680" caption="Makam St. John"][/caption]

Selcuk, merupakan sebuah kota tua di Propinsi Izmir,Turki. Kalau Istanbul merupakan kota terbesar yang ramai dan kosmopolitan, maka Selcuk hanyalah sebuah kota kecil yang tenang dan cantik. Kota ini bahkan sudah berusia lebih dari 2000 tahun dan dulunya lebih dikenal dengan nama Efesus. Bagi umat Kristiani kota ini identik dengan Yohanes yang konon menulis kitab Injil Yohanes di kota ini.

“Anda dapat mengunjungi makam Aziz Yahya di Basilika St Jean” demikian ucapan resepsionis hotel yang letaknya di pusat kota tidak jauh dari stasiun kereta api Selcuk. “Cukup jalan kaki sekitar 10 atau 15 menit saja” tambahnya lagi sambil memberikan saya selembar peta kota Selcuk.

[caption id="attachment_132947" align="alignnone" width="640" caption="Sekcuk Citadel"][/caption]

Hari masih pagi ketika saya mulai berjalan mengikuti peta .Setelah kurang lebih sepuluh menit , jalan mulai agak sedikit mendaki menuju daerah bebukitan di kawasan Ayasoluk. Di sebelah kanan sudah tampak benteng kota Selcuk yang disebut Citadel.Pintu masuk ke kompleks Basilika yang sudah menjadi museum ini pun akhirnya tampak di depan mata. Reruntuhan pagar dari tembokbatu bata setinggi lebih dari 10 meter mengapit pintu masuk dengan model relung ini.

Papan Nama yang Runtuh

Uang lembaran lima Lira yang saya berikan segera bertukar dengan selembar tiket dan brosur tentang basilika tua ini. Setelah melewati pintu putar , maka terpampang lah di depan saya reruntuhan bangunan yang masih terlihat sisa-sisa kemegahannya. Tumpukan bebatuan, pilar-pilar megah dan juga relung-relung menghiasi udara terbuka di pagi yang cerah itu.

Di sebuah sudut terdapat sebuah toko museum yang ditulis dalam dua bahasa. Müze Magazasi, demikian tertulis dalam Bahasa Turki. Sayang sekali toko ini dalam keadaan terkunci, walaupun melalui kaca saya dapat melihat barang-barang yang dipamerkan berupa buku, cendramata, replika dan pernak-pernik lain tentang Basilica St. Jean. Uniknya tidak jauh dari toko ini ada papan nama tokoyang dibiarkan tergeletak di atas tanah sehingga seakan-akan menyatu dengan puing-puing di sekitarnya.

[caption id="attachment_132940" align="alignnone" width="640" caption="Aziz Yahya"][/caption]

Kehidupan Aziz Yahya dalam Sebuah Papan

Those who believe in this, conclude that the two of them thereafter never parted from one another, and that when St. John came to Ephesus , the Virgin Mary came along with him”, ini adalah nukilan dari tulisan yang terdapat pada papan keterangan yang diletakkan pada sebuah dinding di dalam basilika ini.

Singkatnya St. John dan Bunda Maria datang ke Efesus pada kira-kira antara tahun 37 dan 48 AD dan terus tinggal disini sampai akhir hayat mereka. Walaupun St. John pernah diasingkan ke pulau Atmos, Ia pun akhirnya kembali ke Efesus dan menetap di bukit Ayasoluk pada tahun 95 AD dan kemudian menyelesaikan Injil Yohanessampai kemudian meninggal ketika mencapai usia hampir 100 tahun. St John kemudian dimakamkan di tempat ini sesuai dengan permintaannya. Di tempat ini kemudian dibangun sebuah basilika beratapkan kayu yang sederhana.

[caption id="attachment_132943" align="alignnone" width="640" caption="Nisan St John"][/caption]

Legenda Mengenai kematian St. John

Menurut legenda, St Jean ini sesungguhnya tidak pernah meninggal, melainkan hanya tidur. Hal ini dapat diperhatikan dengan banyaknya debu yang berterbangan di atas makamnya yang diyakini merupakan nafas orang suci ini.

Menurut sebuah kisah lain pada suatu hari minggu, Santo Yohanes mengumpulkan massa dan berkhotbah di tempat ini. Sebuah lubang kemudian diperintahkan untuk digali di dekat altar. Setelah memberi pesan kepada jemaat untuk patuh kepada iman dan juga taat menjalankan perintah Allah., St. Jean turun ke dalam lubang dan sambil merentangkan tanggannya kemudian berkata “ Ya Allah, terima kasih telah mengundangku ke pestaMu, saya sudah merindukan Engkau sejak lama dengan segenap hatiku” Kemudian tubuhnya dikelilingi oleh cahaya yang sangat menyilaukan. Ketika cahaya itu sirna, lubang kubur tersebut telah dipenuhi oleh “manna”.

Di tengah-tengah Basilika, terdapat makam St John yang ditandai dengan sangat sederhana. Sebuah fondasi dari marmer berukuran bujur sangkar seluas kira-kira 3 x 3 meter dengan empat buah tiang bergaya romawi di keempat sudutnya. Atapnya dibiarkan terbuka karena memang sudah runtuh.

Sebuah nisan kecil bertuliskan “St.Jean in Mezari”dan kemudian terjemahannya dalam bahasa Inggris “The Tomb of St. John” menjadi penanda makam salah satu tokoh yang paling dihormati oleh ummat Kristiani ini.

[caption id="attachment_132944" align="alignnone" width="640" caption="Basilika"][/caption]

Sekilas Tentang Aziz Yahya Kilisesi

Tidak jauh dari makam St. John, Sebuah papan keterangan dalam bahasa Turki dan Inggris menjelaskan sejarah basilika ini. Yang menarik,dalam bahasa Turki St, John atau Santo Yohanesdisebut sebagai Aziz Yahya .

Basilika St Johnyang reruntuhannya kita lihat sekarang ini pada saat dibangun pada abad ke 6 oleh Kaisar Justinian (527-565 AD) dan Ratu Theodora merupakan merupakan bangunan termegah yang didirikan setelah “Temple of Arthemis” di Efesus. Kaisar Justinian memerintahkan pembangunannya untuk menggantikan gereja tua beratapkan kayu yang sudah dalam kondisi rusak. Basilika dengan ukuran130 kali 65 meter ini dibangun menyerupai bentuk salib dan memiliki enam buah kubah yang megah. Makam Santo Yohanes terletak dibawah kubah utama.

[caption id="attachment_132946" align="alignnone" width="640" caption="Tiang dan Tembok Basilika"][/caption]

Karena kemegahannya maka basilika ini menjadi salah satu pusat ziarah umat Kristiani sampai pada abad pertengahan.Namun, sekarang ini yang dapat dilihat hanyalah reruntuhan saja,selain itu, beberapa fondasi, dinding bata dan marmer serta beberapa tembok masih tegak berdiri. Seandainya rekonstruksi dapat diselesaikan, maka basilika ini akan menjadi gereja ketujuh terbesar di dunia.

Sejarah kemudian berubah, sejak awal abad ketigabelas, Efesus pun jatuh ke dalam kekuasan Dinasti Selcuk Aydinoglu yang beragama Islam. Pada 1330, sebagian basilika ini digunakan sebagai masjid. Namun sebuah gempa bumi yang dashyat pada 1365 membuat bangunan ini runtuh dan kemudian penyerbuan bangsa Mongol pada 1402 membuatnya hancur sama sekali.

Usaha restorasi dan penggalian dimulai pada awal abad ke 20 dan sampai saat ini hanya sebagian dinding dan tiang yang dapat kita saksikan . Untungnya lokasi makam Santo Yohanes tetap selamat dan akan terus menjadi tempat ziarah bagi umat Kristiani dari seluruh dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun