Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Disambut Karpet Merah di “Gidosil” Bandara Incheon

3 Oktober 2013   10:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:04 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan ke negara-negara yang mayoritas penduduknya non muslim memang sering menjadi tantangan tersendiri bagi ummat Islam, terutama karena tidak tersedianya fasilitas untuk menunaikan sholat .Demikianlah kesan pertama ketika memasuki terminal Bandara Incheon yang terlihat sangat luas dan megah ini.

Setelah sempat disuguhi pertunjukan budaya dimana “keluarga kerajaan jalan-jalan” di Bandara, saya masih menyempatkan diri melihat-lihat fasilitas bandara yang lain termasuk sekedar berbelanja souvenir khas Korea di toko duty free.Setelah itu, dengan santai, saya kemudian berjalan melewati travellator menuju ke gate keberangkatan.

13807707132117596951
13807707132117596951

Waktu keberangkatan pesawat Korean Air masih sekitar sejam lagi, sehingga tidak usah terlalu bergegas menuju ke pintu keberangkatan karena boarding pun masih belum dimulai.Karena nya saya terus berjalan santai melihat-lihat toko-toko sampai keujung pintu keberangkatan yang lain.

“Sudah sholat?”,tiba-tiba saja teman sejawat saya menegur ketika melihat saya masih santai dan melihat-lihat saja di sekitar pintu keberangkatan menunggu boarding yang belum juga mulai.Akhirnya dia menunjukan saya arah ke arah “prayer room” yang tidak terlalu jauh dari gate kami.“Letaknya tidak jauh dari Gate 24 yang tepat berada di seberang gate 14”, tambahnya lagi.

Sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih ada di hadapan saya. Pintu ini tertutup rapat dan di dekatnya terdapat papan kecil berwana biru muda dengan tulisan dalam Bahasa Korea “gidosil dalam huruf Hangul.Di bawahnya ada terjemahan dalam Bahasa Inggris praying room.Juga ada tulisan dalam dan juga tulisan dalam huruf Kanji.

1380770741476237704
1380770741476237704

Dengan perlahan saya membuka ruangan ini. Ternyata ruangannya cukup bersih dan luas . Hamparan karpet berwarna merah cerah dengan pola bertaburan bintang warna putih menyambut saya di ruangan ini. Sementara lantai dan sebagian dinding ruangan ini dilapisi oleh parkit kayu berwarna coklat muda. Sebagian besar dindingnyaberwarna putih yang memberikan nuansa kesejukan tersendiri.

1380770764627963229
1380770764627963229

Sayangnya, tidak seperti musollah dengan sajadah enam agama yang ada di Bandara Chep Lap Kok, Hongkong yang dilengkapi dengan tempat mengambil air wudhu, prayer room di Bandara Incheon ini mengharuskan kita untuk pergi ke toilet yang untungnya terletak tidak terlalu jauh.

Di ruang yang sepi dan hening karena tidak ada siapa-siapa ini kita dapat sejenak merenung akan arti perjalanan dan hidup. Sejenak kita dapat beristirahat dari putaran roda kehidupan dan tuntutan perjalanan. Sejenak kita dapat menemukan kedamaian.

Bandara Incheon. September 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun