Perjalanan ke negara-negara yang mayoritas penduduknya non muslim memang sering menjadi tantangan tersendiri bagi ummat Islam, terutama karena tidak tersedianya fasilitas untuk menunaikan sholat .Demikianlah kesan pertama ketika memasuki terminal Bandara Incheon yang terlihat sangat luas dan megah ini.
Setelah sempat disuguhi pertunjukan budaya dimana “keluarga kerajaan jalan-jalan” di Bandara, saya masih menyempatkan diri melihat-lihat fasilitas bandara yang lain termasuk sekedar berbelanja souvenir khas Korea di toko duty free.Setelah itu, dengan santai, saya kemudian berjalan melewati travellator menuju ke gate keberangkatan.
Waktu keberangkatan pesawat Korean Air masih sekitar sejam lagi, sehingga tidak usah terlalu bergegas menuju ke pintu keberangkatan karena boarding pun masih belum dimulai.Karena nya saya terus berjalan santai melihat-lihat toko-toko sampai keujung pintu keberangkatan yang lain.
“Sudah sholat?”,tiba-tiba saja teman sejawat saya menegur ketika melihat saya masih santai dan melihat-lihat saja di sekitar pintu keberangkatan menunggu boarding yang belum juga mulai.Akhirnya dia menunjukan saya arah ke arah “prayer room” yang tidak terlalu jauh dari gate kami.“Letaknya tidak jauh dari Gate 24 yang tepat berada di seberang gate 14”, tambahnya lagi.
Sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih ada di hadapan saya. Pintu ini tertutup rapat dan di dekatnya terdapat papan kecil berwana biru muda dengan tulisan dalam Bahasa Korea “gidosil” dalam huruf Hangul.Di bawahnya ada terjemahan dalam Bahasa Inggris praying room.Juga ada tulisan dalam dan juga tulisan dalam huruf Kanji.
Dengan perlahan saya membuka ruangan ini. Ternyata ruangannya cukup bersih dan luas . Hamparan karpet berwarna merah cerah dengan pola bertaburan bintang warna putih menyambut saya di ruangan ini. Sementara lantai dan sebagian dinding ruangan ini dilapisi oleh parkit kayu berwarna coklat muda. Sebagian besar dindingnyaberwarna putih yang memberikan nuansa kesejukan tersendiri.
Sayangnya, tidak seperti musollah dengan sajadah enam agama yang ada di Bandara Chep Lap Kok, Hongkong yang dilengkapi dengan tempat mengambil air wudhu, prayer room di Bandara Incheon ini mengharuskan kita untuk pergi ke toilet yang untungnya terletak tidak terlalu jauh.
Di ruang yang sepi dan hening karena tidak ada siapa-siapa ini kita dapat sejenak merenung akan arti perjalanan dan hidup. Sejenak kita dapat beristirahat dari putaran roda kehidupan dan tuntutan perjalanan. Sejenak kita dapat menemukan kedamaian.
Bandara Incheon. September 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H