Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Di Rwanda, Ayam Hidup Bisa Jadi Kado Perkawinan

7 September 2015   06:07 Diperbarui: 7 September 2015   07:41 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pertama kali tiba di Bandara Internasional Kigali, terasa sekali suasana Rwanda yang khas dengan bukit-bukitnya yang hijau dan permai. Pemandangan seperti ini memang sangat dominan baik di Kigali maupun di seluruh pelosok negri yang dijuliki Pays des mille Collines atau negeri seribu bukit ini.

1355387450257294339
1355387450257294339

Kebetulan, hotel tempat saya menginap pun letaknya tidak terlalu jauh dari kawasan bandara dan merupakan hotel yang letaknya pun di daerah bebukitan. Kamar-kamarnya dirancang menyerupai rumah tradisional Afrika dan berbaris membentuk pasukan rumah yang terlihat bertingkat-tingkat.

13553874201461445697
13553874201461445697

Di halaman hotel yang luas, selain terdapat fasilitas olahraga seperti kolam renang ,dan restoran. Selain itu, juga terdapat sebuah taman yang luas. Dan di taman ini, sering diadakan pesta atau resepsi perkawinan yang biasanya diadakan di dalam tenda tidak permanen yang berwarna putih.

13553873831205592875
13553873831205592875

Sore itu kebetulan pekarangan hotel sangat ramai dan ternyata akan diadakan resepsi pernikahan. Sebelum resespsi dimulai, diadakan hiburan berupa tari tradisional Rwanda. Tarian pertama adalah serombongan gadis manis yang mengenakan seragam kombinasi warna merah menyala dan pink yang kemudian dengan diiringi lagu tradisional mulai menari dengan gemulainya. Tarian ini bisa dikatakan sebagai tarian selamat datang kepada para tetamu.

13553873511006241524
13553873511006241524

Tarian kedua dibawakan oleh para pemuda yang berseragam pakaian berwarna ke coklatan sehingga sedikit samar dengan waran kulit yang legam. Para pemuda tadi membawa semacam tombak yang ditarikan dengan cara yang unik. Seakan-akan mereka sedang berburu. Dan sekali-kali salah seorang pemuda tadi pun melakukan loncatan yang cukup dinamis dan membuat penonton bertepuk tangan.

Sementara itu, tarian ketiga ditarikan bersama oleh kedua rombongan pemudi dan pemuda tadi. Namun para gadis kali ini menambahkan seragam kain berwarna hijau muda yang dipakai mirip selendang di dada mereka. Tarian mereka merupakan kombinasi akan kegemulaian para gadis dan keperkasaan para pemuda.

1355387492270586765
1355387492270586765

Para tetamu dengan sabar menonton seluruh pertunjukan sebelum akhirnya dengan tertib memberikan selamat kepada pasangan penganten dan kemudian menikmati santapan dan hidangan yang disediakan. Menunya pun merupakan gabungan antara makanan tradisional Rwanda dan juga maskaan internasional. Tentunya tidak ketinggalan brochette, atau sate khas Rwanda.

Untuk hadiah, biasanyanya diberikan dalam mbentuk uang maupun kado. “Pada beberapa waktu yang lalu, banyak juga tetamu yang memberikan hadiah atau kado dalam bentuk ayam hidup”, demikian komentar Ben, sang resepsionis yang bekerja di hotel.

Demikianlah sedikit gambaran mengenai resepsi perkawinan di Rwanda yang ternyata cukup unik dengan tari-tariannya. Namun karena perubahan jaman, maka sore itu tidak ada tetamu yang membawa ayam hidup sebagai hadiah atau kado buat pengantin.

Foto-foto: Budiono Ricwan

Kigali Nov 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun