Pernahkah anda berkunjung ke masjid tertinggi di dunia.? Demikian pertanyaan sobat saya yang kebetulan sudah lebih 3 tahun tinggal di Hongkong ketika saya bertandang ke apartemennya di kawasan Tung Chung di Pulau Lantau. Pertanyaan ini tentu saja menggelitik hati saya untuk berkunjung dan melihat dengan mata kepala sendiri keberadaan masjid tadi. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk melawat kesana. Sekalian mengirim uang ke tanah air di Causeway Bay tambah teman saya lagi.
Naik Bus dari Tung Chung ke Causeway Bay
Sebenarnya jalan tercepat menuju Causewaybay adalah dengan menggunakan MTR (Mass Transit Railway), namun karena harus pindah di Hongkong Station dan berjalan cukup jauh ke Central station akhirnya kami memilih untuk naik bus tingkat E21 yang langsung ke Causewaybay. Kami duduk di lantai atas dan menikmati indahnya pemandangan alam di Pulau Lantau, kemudian melewati Tsing Ma bridge lalu kemudian masuk tunnel menuju pulau Hongkong.
Kompleks masjid dan Islamic center ini terletak di Oi Kwan Road 40, termasuk distrikWan Chai yang pada tahun 1950 an terkenal dengan legenda Suzie Wong. Namun lokasinya juga tidak terlalu jauh dari Causeway bay, sehingga kita dapat mencapainya baik dari stasiun MTR Wan Chai maupun Causeway Bay.
Setelah mampir di bank dan juga menikmati lupis dan kopi di warung Indonesia yang ada di lantas atas Bank, kami pun berjalan santai menuju Oi Kwan Road. Setelah berjalan sekitar 10 menit melewati jalan-jalan sempit akhirnya kami pun sampai di Oi Kwan Road. Mulai ada tanda-tanda Islam ketika kami sempat melihat sekelompok wanita berpakaian muslimah lalu lalalng di jalan. Kebanyakan berwajah Indonesia, sebagian lagi berwajah timur tengah. Ketika sampai di gedung, tulisan yang pertama kami baca adalah Islamic KinderGarten.
Markas Besar Islamic Union of Hongkong Islamic
Setelah sampai di depan gedung, barulah kami sadar bahwa gedung ini bukan hanya masjid tetapi juga merupakan Islamic center . Pada dindingnya terdapat tulisan “Masjid Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic centre”. Sebelumnya saya membayangkan akan melihat sebuah masijddengan kubah ataupun bentuk yang lain. Tetapi yang ada dihadapan saya adalah gedung tinggi sebagaimana kebanyakan gedung perkantoran di Hongkong. Yang sedikit membedakan adalah bentuk fasad di lantai bawah yang bernuansa islami dengan relung-relung berbentuk kubah masjid. Kalau kita perhatikan dari jauh, bentuk jendela di lantai atas juga berupa relung kubah.
Memasuki gedung, maka pemandangan yang pertama mkita lihat, bukan lah sebuah masjid , melainkan sebuah Taman Kanak-Kanak. Jadi di Lantai dasar gedung ini terdapatsebuah Islamic Kindergarten. Selain itu ada beberapa brosur mengenai Masijd Ammar , Osman Ramju Sadick Islamic centre, dan juga Islamic Union of Hongkong yang bermarkas besar di Gedung ini.
[caption id="attachment_125278" align="aligncenter" width="499" caption="Ruang Wudhu dan Ruang Sholat"][/caption]
Masjid Ammar & Islamic Centre selayang pandang
Sejarah masjid dan Islamic center ini berawal ketika Osman Ramju Sadick, yaitu ketua Islamic Union of Hongkong meninggal dunia pada 1976 dan kemudian menghibahkan sebidang tanah di tempat ini . Di atas tanah hibah ini kemudian pada tahun1981dibangunlah masjid dan Islamic yang memakai nama beliau. IUHK merupakan organisasi Islam yang didirikan oleh pendatang dari anak benua India dan juga kepulauan Nusantara yang menetap di Hongkong pada akhir abad ke 19. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ummat Islam di Hongkong dan juga sekaligus berdakwah.
Bangunan ini sendiri terdiri dari sekitar 10 lantai. Di puncak gedung ada semacam menara tunggal dan tidak memiliki kubah.
Wisata kami dimulai di lantai pertama yang ternyata merupakan tempat wudhu. Terpisah untuk wanita dan pria. Ruang sholatnya sendiri terletak di lantai dua untuk pria dan lantai tiga untuk wanita.
Ruang sholat terasa sangat sejuk karena ber- AC , cukup luas dan berdinding marmer berwarna krem. Jendela dari kaca berukuran -besar dengan ralung lancip dan berkusen kayu warna coklat tua. Langit-langitnya cukup tinggi Lantainya ditutupi permadani berwarna hijau muda. Di diniding, terdapat tulisan kalikragi berwarna kuning keemasan dengan dasar warna coklat. Di dekat mihrab, ada mimbar dengan disain minimalis. Terasa arsitektur masjid ini sangat modern dan minimalis sehingga dapat memanfaatkan setiap ruang yang ada.
Pada siang itu, yang kebetulan bertepatan dengan akhir minggu, cukup banyak jemaah yang datang dan selain orang lokal dari etnis Cina, sebagian besar bahkan berasal dari Indonesia.Kapasitas masjid dapat menampung sekitar 700 orang.
[caption id="attachment_125280" align="aligncenter" width="555" caption="Buku di Perpustakaan Ma Tat Ng"][/caption]
Bertemu AAGYM di Perpustakaan Haji Imam Mohamed Yacub Ma Tat Ng
Setelah selesai sholat, kami mencoba berkeliling di kompleks Islamic Centre ini. Di lantai empat terdapat beberapa ruang kelas untuk pengajian, pelajaran bahasa Arab, dan pelajaran agama. Terlihat beberapa brosur dalam aksara Cina dan Inggris tentang jadwal waktu kursus .
Kami kemudian naik lagi ke lantai lima dan sempat menciciipi makan siang di kantin yang menyediakan makanan khas daerah hongkong yaitu CantonesesCusisne. Yang terkenal adalah dim sum , yaitu makanan kecil seperti, bapkapo, siomay dan Hakao. Tentu saja disini semuanya dijamin halal. Demikian ujar penjaga kantin yang kebetulan juga seorang muslim warga lokal Hongkong.
Di lantai enam , ternyata juga ada sebuah perpustakaan yang namanya cukup keren yaitu Haji Imam Mohamed Ma Tat Ng Library. Perpustakaan ini terbuka untuk umum, baik muslim maupun non muslim. Tentu saja kalau ingin meminjam buku untuk dibawah pulang, kita harus menjadi anggota. Di depan pintu tertulis waktu buka perpusatakaan ini yaitu jam 10 pagi sd jam 6 sore untuk sabtu minggu dan hari libur. Sedangkan hari lain hanya jam 2 sampai jam 6. Tutupnya hari senin, persis seperti museum saja.
Koleksi bukunya cukup lengkap. Selain dari dari buku-buku mengenai Islam, terdapat juga majalah, surat kabar dan audio visual dalam berbagai bahasa sepeti Cina Inggris, Arab, Urdu dan Tagalog, Bahkan ada juga yang dalam bahasa Indonesia. Beberapa perangkat komputer dan fasilitas internet juga tersedia dengan gratis.
Koleksi Al-Quran dan juga buku hadits di perpusatakaan ini lumayan lengkap, bahakan termasuk tafsir Imam Ghazali yang saat ini juga sedang diterjemahkan kedalam bahasa Mandarin. Yang cukup mengagetkan ternyata pada koleksi audio visual banyak juga tersedia VCD dan DVD A.A Gym . Dalam bahasa Indonesia tentu saja.
Setelah itu kami juga iseng naik lagi ke lantai tujuh yang isinya ternyata perkantoran Islamic centre dan juga beberapa ruang meeting dan seminar. Selain itu juga terdapat semacam klinik termasuk apotik . Menurut petugas yang jaga, semua dokter dan perawat di klinik ini ternyata bekerja secara sukarela.
Di Hongkong Ternyata ada BMI dan SDSB
Di perpustakaan ini saya berjumpa dengan seorang TKW dari Jawa Timur. Mbak Sri demikian saja kita namakan dia. Dia bercerita bahwa setiap akihr pekan ketika libur dari pekerjaannya dia lebih suka menghabiskan waktu di masjid dan perpusatakaan ini selain tentu saja berkumpul dengan sesama BMI di Victoria Park.
Apa itu BMI? Demikain Tanya saya. Apa sama dengan TKI atau TKW? Ternyata di Hongkong para pekerja dari Indonesia lebih suka menamakan diri mereka BMI atau Buruh Migran Indonesia.
BMI sendiri mempunyai organisasi yang bernama Halaqoh sabtu dan juga Pondok Fatimah. Mereka mengadakan pengajian rutin setiap sabtu di Masjid Ammar. Selain itu dalam bulan Ramadha, sering ada pengajian khusus dengan mengundang penceramah dari Indonesia. Setiap bulan Ramadhan masjd Ammar juga meneydiakan buka puasa gratis bagi setiap jemaah yang datang.
Pada Ramadhan 1432 H ini., kelompok pengajian BMI di Hong Kong, yaitu, Halaqoh Sabtu dan Pondok Fatimah, mengadakan pengajian di Masjid Ammar Pengajidan akan diisi oleh ceramah oleh tokoh-tohoh ulama dan Dai dari Indonesia. “Salah satu kegiatan pengajian dinamakan SDSB” , tambah Mbak Sri . Apa itu SDSB ? Saya jadi ingat program sumbangan berhadiah yang pernah mewabah di tanah air di tahun 1980 an. Sambil tersenyum SDSB adalah Satu Dai Seribu Berkah, yaitu kegiatan ceramah rutin yang diadakan Dompet Dhuafa. Setelah melawat ke Masjid Ammar dan Osman Raju Sadiq Islamic Centre ini, kita menjadi lebih banyak mengenal tentang kehidupan Islam di Hongkong, termasuk juga kehidupan para perkerja yang di Indonesia di sebut TKI atau TKW tetapi mereka lebih suka menamakan diri BMI. Ternyata lawatan ke masjid tertinggi di dunia ini cukup menyegarkan jiwa.
(Telkomsel Ramadhanku)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H