Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mekah dan Banjir, Ketika Kota Suci Menyapa Hujan Deras

9 Januari 2025   17:16 Diperbarui: 9 Januari 2025   17:16 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Mekah: kailipos.com


Siapa sangka, Mekah yang kita kenal sebagai kota suci dengan hamparan padang pasir dan iklim gurun, belakangan ini justru kerap dihiasi berita soal banjir. Fenomena ini membuat banyak orang terheran-heran. Bukankah Mekah seharusnya gersang dan panas? Apa yang sebenarnya terjadi?

Mekah dan Iklimnya: Bukan Sekadar Gurun

Mekah, seperti banyak wilayah di Arab Saudi, memiliki iklim gurun yang umumnya kering sepanjang tahun. Namun, saat musim dingin tiba---biasanya antara November hingga Februari---hujan mulai mampir. Walau hujannya tergolong jarang, intensitasnya bisa sangat tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, hujan deras ini berubah menjadi banjir yang menyapu jalanan, bahkan menggenangi Masjidil Haram.

Mengapa ini terjadi? Banyak ahli menilai bahwa banjir di Mekah bukan sekadar karena hujan deras, tetapi juga hasil dari kombinasi beberapa faktor lain, seperti:
1.Urbanisasi Cepat
Mekah adalah kota yang terus berkembang. Gedung-gedung tinggi, jalan raya modern, dan infrastruktur besar lainnya bermunculan untuk menampung jutaan jamaah yang datang setiap tahun. Namun, pembangunan ini sering mengorbankan area resapan air. Alhasil, ketika hujan turun, air tidak punya tempat untuk meresap dan langsung mengalir deras, menyebabkan genangan hingga banjir.
2.Topografi Kota Mekah
Mekah dikelilingi bukit-bukit yang membuat air hujan cepat mengalir ke pusat kota, tempat Masjidil Haram berada. Jika sistem drainase tidak memadai, air akan terkumpul dan menyebabkan banjir.
3.Perubahan Iklim Global
Dunia sedang menghadapi tantangan besar berupa perubahan iklim. Cuaca ekstrem, termasuk hujan deras yang tak terduga di wilayah yang biasanya kering seperti Mekah, kini semakin sering terjadi. Ini bukan masalah lokal, melainkan fenomena global yang membutuhkan perhatian serius.

Dari Banjir ke Peluang

Meskipun banjir membawa tantangan, ini juga menjadi momen bagi Mekah untuk berbenah. Pemerintah Arab Saudi terus berusaha meningkatkan sistem drainase kota, memperbaiki perencanaan tata ruang, dan membuat langkah mitigasi banjir yang lebih baik.

Selain itu, banjir ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli pada lingkungan. Alam memiliki caranya sendiri untuk mengingatkan manusia agar hidup selaras dengannya, bukan sekadar mengeksploitasi tanpa batas.

Sebuah Pelajaran dari Kota Suci

Banjir di Mekah adalah kisah nyata tentang bagaimana alam, teknologi, dan pembangunan harus berjalan seimbang. Hujan deras di tanah suci bukanlah hal yang buruk---ia membawa berkah sekaligus tantangan. Yang terpenting, kita dapat mengambil hikmah dari kejadian ini: pentingnya menjaga lingkungan, mengembangkan infrastruktur berkelanjutan, dan memahami bahwa alam adalah bagian dari kehidupan kita yang tak bisa diabaikan.

Jadi, ketika melihat berita banjir di Mekah, alih-alih bertanya "kenapa bisa terjadi?", kita bisa mulai berpikir, "apa yang bisa kita pelajari dari ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun